JAKARTA (19 Januari): Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) perlu merancang program pengawasan mencakup penyehatan iklim usaha (bagi pelaku usaha), maupun model bisnisnya. Program tersebut harus disampaikan kepada publik secara periodik sehingga tercipta indikator usaha yang sehat.
Hal tersebut dikemukakan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Subardi dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan KPPU, Selasa (19/1).
“KPPU perlu menciptakan indikator iklim usaha sehat melalui program pengawasan. Indikator itu untuk mengevaluasi persaingan usaha secara periodik (bulanan, tiga bulan, semester, atau tahunan),†kata Subardi.
Dengan program teraebut, pelaku saha baik perusahaan maupun usaha kecil menengah (UKM) akan membentuk sistem usaha yang sehat dan produktif. Mereka akan bersaing secara sehat karena selalu dikontrol KPPU.
Legislator NasDem dari Dapil DIY itu mencontohkan persaingan usaha di Jepang, utamanya sektor manufaktur. Menurutnya, banyak perusahaan raksasa yang menggandeng produsen kecil untuk menyuplai komponen mesin.
“Di Jepang, persaingan usaha berjalan baik, bahkan saling support antara pemain besar dan produsen kecil. Kenapa sehat? Karena pengawasannya berjalan. Kita bisa membentuk sistem usaha yang sportif melalui indikator tadi. Biarkan para pelaku usaha menyadari mereka selalu diawasi KPPU sebagai pemegang regulasi,†jelasnya.
Dengan program itu, persaingan usaha tidak sekadar mengawasi para pelaku usaha, tetapi juga mengevaluasi model bisnisnya.
“Melalui indikator tersebut, KPPU bisa memetakan bahwa terdapat model bisnis yang tidak sehat. Misalnya ada kesalahan dalam mekanisme lelang atau penunjukan langsung karena dapat memicu monopoli. Nah, ini bisa dievaluasi,†kata Subardi.
Ketua DPW NasDem DIY itu menambahkan, perlunya indikator iklim usaha sehat agar dapat memberdayakan pelaku UKM. Pasalnya, banyak UKM sulit berkembang karena tidak mampu menembus pasar.
“Sejauh ini UKM sulit berkembang karena pasar sudah dikuasai pemain besar. Tentu kita tidak berharap perusahaan raksasa goyah, tetapi setidaknya perlu menggandeng UKM dengan pola kemitraan. Ini kan bagus untuk memberdayakan UKM sebagai produsen kecil,†katanya.(Nizar/*)