JAKARTA (1 Februari): Kedutaan Besar Republik Indonesia di Myanmar diminta memastikan keamanan dan kepentingan investasi Indonesia di negara itu menyusul ketegangan politik di Myanmar.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan menanggapi informasi terkait dugaan kudeta oleh militer Myanmar. Pada konflik politik itu, militer Myanmar menahan Penasihat Negara, Aung San Suu Kyi bersama tokoh pemerintahan lainnya termasuk para politisi dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), partainya Suu Kyi.
"Kita perlu menjaga jarak dari masalah ini sehingga tidak menimbulkan insiden diplomatik. Tentu saja Dubes RI harus memastikan keamanan kepentingan investasi Indonesia di Myanmar," ujar Farhan, di Jakarta, Senin (1/2).
Legislator NasDem itu menyayangkan penahanan Aung San Suu Kyi. Namun, ia yakin ASEAN tidak akan meninggalkan komitmen dalam menjaga situasi kawasan agar tetap aman.
"Melihat hal ini memang mengkhawatirkan karena artinya demokrasi di Myanmar kembali ke titik nol. Namun bagaimana pun kami yakin dalam semangat ASEAN, Myanmar tidak akan meninggalkan komitmen untuk menjaga zona aman tanpa konflik ataupun perang saudara," kata wakil rakyat dari dapil Jawa Barat I (Kota Bandung, Kota Cimahi) itu.
Farhan menilai kondisi yang tengah terjadi di Myanmar saat ini tidak akan berpengaruh besar bagi situasi dalam negeri Indonesia.
"Sementara itu bisa kita pastikan bersama bahwa masalah dalam negeri Myanmar tidak akan berpengaruh pada kondisi di Indonesia, karena kita sedang fokus pada masalah yang berkaitan dengan pandemi Covid-19," katanya.
Selain itu, Farhan masih menunggu pemerintah Myanmar mengambil tindakan pemulihan atas tragedi kemanusiaan Rohingya.
"Dalam kerangka hubungan internasional dan kemanusiaan, kita perlu menantikan tindakan nyata dari pemerintah Myanmar untuk pemulihan tragedi kemanusiaan Rohingya," tegasnya.(HH/*)