Berita

Farhan Pertanyakan Manfaat Jaringan 5G Masuk Indonesia

JAKARTA (5 Februari): Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan menyebutkan hingga saat ini belum ada yang bisa meyakinkan mengenai kegunaan jaringan 5G di Indonesia.

"Dalam rapat terakhir kemarin dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komisi I DPR tidak pernah mendapatkan penjelasan sangat komprehensif tentang apa dan bagaimana serta kenapa kita mengadopsi 5G ini. Sehingga menimbulkan banyak prasangka dan kecurigaan," ujar Farhan, dalam webinar 'Musim Merger dan Akuisisi Operator Telekomunikasi' Alinea Forum, Rabu (3/2).

Menurut Legislator NasDem itu, kecurigaan itu harus dijawab oleh industri. Karena Industri yang berkepentingan dengan 5G.

"Jika memang ingin mengimplementasikan harus melakukan edukasi dengan berbagai cara," imbuhnya.

Wakil rakyat dari dapil Jawa Barat I (Kota Cimahi, Kota Bandung) itu  mengatakan, informasi mengenai 5G itu juga harus mudah dijelaskan, sehingga dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem tersebut juga menyinggung soal 4G. Farhan mengutip penuturan operator yang mengatakan investasi di 4G saja belum mengalami titik impas.

"Kalau untuk 5G secara teknologi memang mengagumkan, tapi untuk jaringan 4G saja kita belum optimal. Kalau 5G tetap masuk ke Indonesia menurut saya tidak ada masalah. Namun harus ada yang memberikan edukasi yang meyakinkan untuk kita semua (soal 5G)," katanya.

Di saat bersamaan timbul kecurigaan jaringan 5G adalah inisiatif dari pembuat ponsel. Sejumlah manufacturing tersebut diketahui sudah membuat perangkat yang dikatakan 5G ready.

"Pada saat bersamaan tentu ada banyak pelaku industri dalam cluster telekomunikasi. Contohnya manufacturing pembuat telpon sudah bilang perangkat jaringan 5G telah siap. Perangkat tersebut tak bisa dioptimalkan apabila tidak ada jaringan 5G-nya," jelas Farhan.

Menurut dia, ketersediaan perangkat tersebut juga yang membuat kecurigaan menunjuk pada manufacturing, bukan pada kebutuhan masyarakat.

"Itu pula yang membuat masyarakat butuh diyakinkan soal apakah memang membutuhkan 5G," pungkas Farhan.(HH/*)

Share: