Berita

DPR, Pemerintah sedang Benahi Manajemen Pupuk Bersubsidi

MERAUKE (23 Februari): Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sulaeman L Hamzah mengatakan kebijakan subsidi pupuk merupakan upaya pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan. Lewat kebijakan itu diyakini akan meningkatkan produktivitas pertanian.

Kelangkaan pupuk yang dirasakan petani Merauke, Papua, kata Sulaeman, ternyata merata dirasakan di seluruh Indonesia.  Hal itu terjadi karena adanya masalah di internal produsen dan pemerintah punya tanggung jawab untuk menyelesaikan tunggakan di produsen pupuk sekitar Rp5,6 triliun.

“Saat ini kementerian bersama mitranya sedang melakukan pembenahan manajemen pupuk, termasuk di daerah sampai ke tingkat pengecer,” ujar Sulaeman di sela-sela kunjungan reses perseorangan di Wasur 2 Kelurahan Rimba Jaya, Distrik Merauke, Kabupaten Merauke, Papua, Senin (22/2).

Hal lain yang menjadi problem pupuk, lanjut Legislator NasDem tersebut, petani yang sudah mapan turut menuntut mendapatkan pupuk bersubsidi.

“Penyaluran pupuk bersubsidi seharusnya diberikan kepada petani yang maksimal memiliki lahan dua hektar sawah. Saya buka terus terang, waktu itu saya temukan pupuk bersubsidi diberikan untuk petani di atas dua hektar bahkan yang memiliki lahan 10 hektar,” jelasnya.

Selain itu, wakil rakyat dari dapil Papua itu mengatakan bahwa data yang digunakan merupakan data lama.

"Mestinya data yang digunakan setiap tahun diperbarui. Saat ini disusun kriteria petani miskin. Dulu ukurannya dua hektar, dengan adanya kejadian-kejadian, kemungkinan akan turun satu hektar yang mendapatkan subsidi,” timpalnya.

Sulaeman memastikan, akan mengawal setiap kebijakan di sektor pertanian dengan optimal. Termasuk kebijakan pupuk bersubsidi yang banyak bermasalah dalam penyalurannya.

“Begitu seriusnya saya untuk melihat Merauke sebagai percontohan pertanian. Tidak boleh ada keluhan. Dan soal kualitas beras harus juga ditingkatkan supaya mudah jangkauan pemasaran,” pungkasnya.

Sebelumnya, upaya petani untuk terus bekerja keras menanam padi di masa pandemi Covid-19 terasa semakin berat. Sebab, belakangan ini pupuk bersubsidi yang harganya murah kian langka di pasaran, sehingga tidak banyak yang bisa dirasakan petani kecil. (HH/*)

Share: