JAKARTA (12 Maret): Pembentukan Provinsi Madura terpisah dari Jawa Timur tetap disuarakan masyarakat Madura. Hal itu bakal diperjuangkan anggota DPR RI asal dapil Jawa Timur (Jatim) XI (Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, dan Sampang), Willy Aditya dari Fraksi Partai NasDem.
"Itu tentu poksi (Kelompok Fraksi) NasDem di Komisi II DPR akan memperjuangkan," kata Willy di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3).
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR dari Fraksi NasDem itu menyebut aspirasi tersebut terus disuarakan tokoh Madura, meski saat ini pemerintah menghentikan sementara proses pembentukan daerah otonomi baru (DOB).
Menurut Willy, Madura sudah sewajarnya berpisah dengan Jatim. Salah satu alasannya kultur Madura berbeda dengan Jatim.
"Aspek historis dan sosio-kultural itu menjadi pertimbangan Madura cukup menjadi wilayah (provinsi) sendiri," katanya.
Selain itu, pembentukan DOB Madura itu dinilai dapat mengatasi pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur. Sebab, Madura cukup tertinggal pada kedua aspek tersebut.
"Ketika menjadi provinsi tersendiri, kedekatan pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur itu menjadi lebih dekat (cepat). Tentu kita menginginkan itu sebagai wakil rakyat dari Madura," tegas dia.
Legislator NasDem itu mengamini saat ini Madura masih memiliki sejumlah kekurangan dari segi administrasi pembentukan DOB. Yakni, kekurangan pemerintahan tingkat II, yaitu kota.
Pembentukan DOB minimal harus memiliki empat kabupaten dan satu kota. Saat ini, Pulau Madura baru memiliki empat kabupaten, yaitu Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, Sampang.
Willy meyakini syarat tersebut bisa dipenuhi. Salah satu kabupaten di Madura bisa dimekarkan menjadi kota.
"Bisa dikejar. Kita bisa menjadikan, Bangkalan atau Sumenep menjadi kota," pungkasnya.(medcom/*)