Berita

Sugeng Dorong Eksplorasi Panas Bumi di Cisolok

PELABUHANRATU (29 Mei): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendorong eksplorasi dan pengeboran slimhole di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Dua titik pengeboran yang ada di Sukabumi, menurut dia, harus dimaksimalkan karena potensi panas bumi di daerah tersebut sangat besar.

Sugeng menjelaskan, di Kecamatan Cisolok telah dilakukan eksplorasi panas bumi dengan pengeboran di dua titik. Masing-masing titik tersebut memiliki kedalaman 220 meter dan 800 meter.

“Yang pertama ngebor 220 meter, yang kedua bisa mengukur sampai tingkat kedalaman 800 meter, memang belum belum sampai titik ideal karena titik idealnya di angka di atas 1.500 meter dan bisa jadi 2.000 meter. Tetapi yang jelas ada potensi di kawasan tersebut meskipun belum dapat gambaran approvement,” jelas Sugeng usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, (26/5).

Menurut legislator Partai NasDem ini, potensi panas bumi di Sukabumi, dan Indonesia umumnya sangat besar, namun hingga saat ini belum bisa dimanfaatkan dengan optimal.

Diketahui, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan sekitar 24 GW, namun baru bisa dimanfaatkan sekitar 2.130 MW yang berasal dari 16 PLTP pada 14 WKP atau pemanfaatannya baru sekitar 8,9% dari total sumber daya (potensi) yang dimiliki. Untuk tahun 2020, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang untuk panas bumi sebesar 2.270,7 MW.

“Bahkan secara angka kita nomor dua dunia setelah Amerika, tapi pemanfaatannya hari ini memang belum optimal. Maka Komisi VII mendorong agar risiko-risiko itu diambil alih oleh negara sebagian, melalui APBN-nya,” jelasnya.

Sugeng menegaskan eksplorasi ini harus tetap dengan pendekatan ESG (Environmental, Social and Governance). Apalagi mengingat di sekitar daerah proyek panas bumi ini terdapat wilayah geopark, dan konservasi flora dan fauna.

“Jadi masalah lingkungan yang kita bahas, dari sisi konservasi, tumbuhan kalau ditebang satu harus ditanam seratus dan seterusnya, sehingga keberadaan pembangkit listrik panas bumi itu secara ekonomi itu bagus tetapi secara ekologi juga harus menjadi perhatian utama," tegasnya.

Lebih lanjut, Sugeng mengungkapkan keperluan terhadap energi terbarukan sangat penting guna mencegah terjadinya perubahan iklim. Upaya ini juga dilakukan demi mengurangi energi fosil.

“Cepat atau lambat akan kita kurangi (penggunaan energi fosil) sehingga sampai titik optimal 2060 net zero emission. Panas bumi merupakan energi yang besar sekali potensinya di Indonesia, termasuk juga tenaga angin, karena di sini anginnya itu sampai wilayah Garut itu sangat besar, sehingga sangat mungkin bisa juga dimanfaatkan,” tutupnya.(dpr/*)

Share: