Berita

Sahroni Minta Polri Gandeng APVI Cegah Modus Baru Peredaran Narkoba

JAKARTA (25 April): Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Polri bekerja sama dengan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) guna mendapatkan pemahaman lebih terkait narkoba jenis baru serta modus baru peredaran narkotika berupa luquid ganja.

Modus itu terungkap setelah personel Polres Metro Jakarta Selatan menangkap selebgram dan atlet e-sports yang kini tengah menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan. Mereka ditangkap lantaran menghisap vape berisi liquid ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC).

“Polri harus makin adaptif dan canggih. Jenis narkoba sekarang makin aneh-aneh. Untuk mempelajari dan mencegah permainan liquid ganja ini, Polri perlu gandeng asosiasi seperti APVI," kata Sahroni di Jakarta, Rabu (24/4).

Legislator NasDem dari Dapil Jakarta III (Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu) itu meyakini asosiasi seperti APVI lebih paham mengenai seluk-beluk liquid untuk vape.

"Saya yakin mereka juga bisa berkomitmen untuk menjaga industrinya dan menjaga kualitas anak bangsa," ujarnya.

Selain itu, Sahroni ingin Polri juga mengungkap peran bandar dan pengedar di balik narkoba jenis baru itu. Jika dibiarkan akan sangat membahayakan masyarakat, khususnya kaum muda.

"Ingat, dalam memberantas narkoba, target utama tetap bandar dan pengedarnya. Polri harus mampu ungkap. Jangan sampai kita biarkan mereka terus-terusan memroduksi dan memperdagangkan barang ilegal tersebut," tegas Sahroni.

Jika peredaran narkotika melalui liquid untuk vape dibiarkan, dia khawatir bakal memberi citra buruk terhadap industri rokok elektrik tersebut.

"Ini bisa memberi stigma bagi industri vape yang jelas-jelas legal dan membuka lapangan kerja di negara kita," katanya.

Oleh karena itu, Bendahara Fraksi Partai NasDem DPR RI itu ingin pihak kepolisian bereaksi cepat dalam melihat temuan baru itu  sebagai hal yang membahayakan.

"Harus ada reaksi cepat yang holistik dalam menyikapi temuan ini. Kalau terlambat bisa berbahaya," ujarnya lagi. (RO/*)

Share: