BUDAPEST (29 April): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel mengungkapkan, Indonesia sangat membutuhkan air bersih yang ramah lingkungan.
"Dunia sedang mengalami climate change. Sumber-sumber air semakin terbatas dan menjadi rebutan, menjadi komoditas yang mahal dan menimbulkan konflik karena memperebutkan air. Butuh solusi menyeluruh dengan memanfaatkan air laut sebagai sumber air yang berkelanjutan," ungkapnya di Budapest, Hungaria, Sabtu ( 27/4).
Sehari sebelumnya, Gobel menemui direksi Hidro Filt di Budapest. Ia diterima CEO Hidro Filt Krisztina Borsos, Direktur International Business Development Adrian Kiss, dan sejumlah direktur lainnya. Sedangkan Gobel didampingi Staf Khusus Bidang Luar Negeri Imam Asy’ari dan Wakil CEO Panasonic Manufacturing Indonesia Daniel Suhardiman.
Dubes Indonesia untuk Hungaria Dimas Wahab juga mendampingi Gobel. Pertemuan itu merupakan yang kedua kalinya untuk membahas aspek teknis kerja sama pengolahan air. Hidro Filt memiliki teknologi pengolah air limbah, air sungai, air tanah, dan air laut untuk menjadi air bersih maupun air untuk irigasi.
“Kelebihan teknologi yang dimiliki Hidro Filt adalah ramah lingkungan karena tanpa melalui proses kimia, tak menghasilkan limbah buangan, dan juga menggunakan energi matahari. Selain itu harganya terjangkau,†jelasnya.
Gobel memberikan perhatian khusus pada pengolahan air laut menjadi air untuk kebutuhan sehari-hari serta pengolahan air limbah industri dan limbah pertambangan menjadi air bersih .
“Di tengah climate change dan keterbatasan sumberdaya air, saat dunia sedang dihadapkan pada konflik perebutan sumber daya air. Air yang berasal dari mata air, air bawah tanah, dan air tanah kini dikesploitasi besar-besaran untuk kebutuhan air minum maupun air untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Hal ini berdampak pada terkurasnya air oleh pemodal besar sehingga masyarakat desa dan masyarakat miskin mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih," kata Gobel.
Selain itu, petani juga makin sulit untuk mendapatkan air bagi kebutuhan irigasi karena banyak mata air dikuasai pemodal untuk menjadi air kemasan. Hal itu berdampak pada meningkatnya belanja rumah tangga untuk kebutuhan air dan juga berdampak terhadap keseimbangan lingkungan. Pertanian juga terganggu. Padahal, ada sumber air yang berlimpah, yaitu air laut. "Jadi negara harus memikirkan solusi terbaik untuk menolong masyarakat dan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup,†imbuhnya.
Gobel mengatakan, teknologi Hidro Filt sudah sangat maju. Selain bisa menyaring kandungan mineral dan bakteri yang berbahaya bagi tubuh, juga ait yang dihasilkan bisa langsung diminum.
“Jadi ini sangat advance. Ini juga bagian dari upaya mengatasi stunting, penyakit kulit, dan kebutuhan kesehatan lainnya,†kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan sehingga banyak pulau kecil dan daerah terpencil (remote area) yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih karena sumber air yang terbatas maupun infrastruktur penyediaan air yang belum memadai.
“Jadi teknologi pengolah air ini sangat solutif untuk kondisi Indonesia,†katanya.
Hal yang juga mendapat perhatian Gobel adalah infrastruktur energi maupun kemasan teknologinya. Teknologi pengolah air, kata dia, membutuhkan energi untuk menggerakkannya.
“Ini kebutuhan energinya dipasok dari energi matahari. Jadi tak perlu jaringan listrik. Jadi cocok untuk daerah-daerah terpencil, terluar, dan terisolir,†katanya.
Selain itu, alat pengolah air dikemas dalam modul-modul yang compact sehingga mudah di-set up dan dibawa ke mana pun.
“Ini sangat memudahkan untuk mobilitasnya,†katanya, termasuk untuk menghadapi bencana.
Dari segi biaya, kata Gobel lagi, lebih efisien dibandingkan dengan mengambil air dari mata air di pegunungan.
“Tak perlu jaringan pipa yang lokasinya jauh di pedalaman dan pegunungan. Karena permukiman umumnya ada di pesisir dan dataran rendah. Teknologi ini juga cocok diterapkan di kota-kota di Jawa yang makin kesulitan mendapatkan air bersih akibat kepadatan penduduk maupun akibat intrusi air laut,†paparnya.
Gobel juga menerangkan teknologi itu cocok untuk diterapkan di Ibu Kota Nusantara di Kalimantan.
“IKN dikonsep sebagai green city yang ramah lingkungan. Jadi sangat cocok,†jelasnya.
Gobel juga berkepentingan membawa teknologi tersebut untuk diterapkan di Goronralo. Karena itu ia terus berupaya untuk segera menghadirkan teknologi pengolah air laut menjadi air untuk kebutuhan rumah tangga di Gorontalo.
“Ini kebutuhan mendesak karena banyak titik di Gorontalo yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Ini bagian dari tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat dan juga sebagai orang Gorontalo,†katanya.
Selain itu, Gobel juga menjelaskan bahwa alam Gorontalo dianugerahi topografi yang berbukit-bukit dan morfologi tanah yang berbatu-batu. Struktur permukaan tanah yang seperti itu, katanya, membuat sejumlah lokasi di daerah itu sulit mendapatkan sumber-sumber air untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk mendapatkan sumur bor karena tanahnya berlapis batu. Saat ia berkampanye maupun berkeliling Gorontalo, ia sering mendapat pengaduan dari warga tentang masalah air bersih.
“Ada anak yang tak mau bersekolah lagi karena dibully kawan-kawannya karena badannya bau akibat jarang mandi. Juga pernah mendapati warga yang kesulitan memandikan jenazah karena tidak ada air. Saya memang sudah menyediakan mobil tanki air. Tapi itu bersifat ad hoc. Kini sedang dicarikan solusi yang lebih permanen dengan mengolah air laut menjadi air bersih,†urainya. (Nasihin/*)