Berita

Sahroni Desak Polri Bergerak Cepat Usut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di UNU Gorontalo

JAKARTA (29 April): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengaku miris dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang kembali terjadi di lingkungan pendidikan. Menurutnya, instansi pendidikan seharusnya bisa memberikan rasa aman.

“Miris sekali karena dugaan pelecehan seksual ini dilakukan oleh pucuk pimpinan di sebuah kampus yang juga terafiliasi dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia," ujar Sahroni dalam keterangannya, Senin (29/4).

Dugaan pelecehan seksual kembali terjadi di lingkungan pendidikan. Pelecehan diduga dilakukan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo, Amir Halid. Dari hasil temuan Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan) UNU Gorontalo, ditemukan 12 laporan dari korban yang merupakan staf kampus, dosen, hingga mahasiswi. Kasus tersebut juga sudah dilaporkan ke Polda Gorontalo.

Sahroni mengapresiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) yang langsung mencopot sang rektor dari jabatannya. Ia juga meminta polisi bergerak cepat memproses laporan dugaan kekerasan seksual itu.

"Saya minta kasus ini harus dibongkar setransparan mungkin, karena kalau benar terjadi, bisa saja korbannya lebih banyak dari yang sudah lapor,” tandasnya.

Legislator Partai NasDem itu menyebut sikap kampus dalam membantu polisi mengusut kasus tersebut akan sangat penting demi terungkapnya kebenaran. Selain itu, kampus juga harus mampu melindungi dan memberi rasa aman kepada para korban sehingga penyelidikan bisa dilakukan dengan kondusif.

“Selain harus transparan dalam membantu penyelidikan polisi, kampus juga harus memastikan para pelapor aman dan terlindungi. Karena untuk melapor itu sangat tidak mudah dan dibutuhkan keberanian tinggi. Perlu ditegaskan juga bahwa peran kampus dalam kasus ini akan sangat menentukan reputasi kampus itu di masa depan,” pungkasnya. (dis/*)

Share: