MAKASSAR (18 Mei): Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Februari 2025, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang, meningkat 83.450 orang atau1,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Yang lebih memprihatinkan, sebanyak 59,40% tenaga kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal. Ini menunjukkan sebagian besar mereka belum mendapatkan perlindungan sosial maupun jaminan stabilitas kerja yang layak,” ungkap anggota Komisi V DPR RI, Teguh Iswara Suardi, saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional bertema Ketenagakerjaan yang diselenggarakan Forum Mahasiswa Magister Sosiologi (Formasi) FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas), bekerja sama dengan Kemasos FISIP Unhas, di Aula Prof Syukur Abdullah, FISIP Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (16/5/2025).
Teguh menyoroti kondisi ketenagakerjaan nasional terkini serta menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya Generasi Z, dalam menghadapi tantangan tersebut.
"Kondisi tersebut menjadi tantangan serius, khususnya bagi kelompok usia produktif seperti Generasi Z. Walaupun dikenal unggul dalam pemanfaatan teknologi, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi, banyak di antara mereka masih menghadapi risiko pengangguran atau terserap dalam sektor kerja yang tidak menjamin masa depan " paparnya.
Teguh juga menegaskan, Generasi Z merupakan kekuatan potensial yang sangat besar bagi bangsa ini. Mereka memiliki kemampuan tinggi dalam bidang teknologi, kreativitas, multitasking, serta adaptasi terhadap perubahan.
"Dengan karakteristik tersebut, Gen Z memiliki peluang besar untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, tanpa dukungan, arahan, dan pemberdayaan yang tepat, potensi besar ini dikhawatirkan tidak akan termanfaatkan secara optimal dan justru dapat menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Teguh.
Legislator NasDem dari Dapil Sulsel II itu juga menekankan pentingnya memanfaatkan momentum bonus demografi sebagai peluang emas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan kualitas sumber daya manusia muda.
“Bonus demografi hanya akan menjadi berkah jika generasi mudanya proaktif, mau terus belajar, dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan harus bersinergi dalam menciptakan ekosistem kerja yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (nur/*)