Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sulaeman L. Hamzah mengatakan bahwa segala permasalahan di Papua harus diselesaikan dengan pendekatan kultural.
Selain itu, pelayanan terhadap masyarakat Papua juga harus lebih dimaksimalkan lagi.
"Bagaimanapun juga, supaya rakyat Papua bisa kembali mencintai Indonesia, mau tidak mau kita kedepankan pelayanan kepada mereka. Ini tidak bisa ditawar lagi," kata Sulaeman, saat Dialog Selasa, Papua Bicara Papua : Dari Papua untuk NKRI, di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Selasa (10/9/2019) malam.
Menurutnya, hingga saat ini pelayanan terhadap masyarakat Papua masih dikatakan belum dilakukan secara maksimal. Dirinya mencontohkan, dari sektor pendidikan dan kesehatan.
Di sektor pendidikan, masih banyak sekolah di Papua yang belum mendapatkan pemerataan akses.
Sementara di sektor kesehatan, negara juga dinilai belum secara optimal turun ke daerah untuk mengidentifikasi fakta-fakta di lapangan.
"Karena itu sampai dengan hari ini mereka mengklaim bahwa tidak pernah merasakan pembangunan di sana," ujarnya.
Oleh karena itu, diperlukan perencanaan jangka panjang yang matang dalam pembangunan dan pelayanan di Papua.
Hal itu harus sungguh-sungguh dilakukan untuk menyelesaikan segala permasalahan.
"Jadi bagaimana selesaikan masalah dengan jangka panjang, dan bagaimana jadikan orang Papua ini sebagai orang Indonesia yang sempurna," kata Sulaeman.
Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom mengatakan, penyelesaian dan perbaikan di Papua harus disiapkan dalam jangka panjang, setidaknya untuk 25 tahun kedepan.
Bagaimana membangun masyarakat Papua yang semakin sejahtera.
"Visinya adalah bagaimana di 25 tahun itu rakyat Papua semakin mencintai Indonesia," katanya.
Hal senada disampaikan calon terpilih anggota DPR RI 2019-2024 dari Partai NasDem Roberth Rouw menambahkan bahwa penyelesaian persoalan Papua tidak hanya diperuntukkan pada situasi terkini saja, tetapi penyelesaian untuk jangka panjang.
"Penyelesaian persoalan Papua harus beberapa tahun kedepan. Saya harap negara lebih memperhatikan masyarakat Papua," pungkasnya. []