Berita

Lawan Populisme Politik dengan Nasionalisme

SLEMAN (19 November): Anggota MPR RI Fraksi NasDem, Subardi menilai belakangan ini populisme politik kembali mencuat seiring terjadinya beberapa kegiatan di Jakarta akhir-akhir ini. Populisme politik dikhawatirkan meluas menjadi sebuah gelombang besar dan masif, dari sebelumnya sebagai gerakan atau aksi protes.

Subardi mengemukakan itu saat sosialisasi Empat Pilar MPR RI di hadapan warga Kapanewon Berbah dan Depok, di Gedung Teater Ramayana, Prambanan, Sleman, DIY, Rabu (18/11).

Legislator NasDem yang akrab disapa Mbah Bardi itu mengatakan paham populisme menjadi ancaman bagi persatuan bangsa, karena menggunakan narasi fanatisme ekstrim dan arogansi golongan. Ia pun mengajak masyarakat melawan populisme politik dengan ajaran nasionalisme.

“Mari kita bersama-sama membangkitkan semangat nasionalisme untuk melawan populisme. Tanpa nasionalisme, paham itu akan semakin kuat karena fanatisme yang ekstim dan arogansi kelompok. Ini dapat berakibat fatal bagi persatuan bangsa,” kata Mbah Bardi.

Menurut anggota DPR RI dari Fraksi NasDem itu, gerakan populisme politik kian berkembang sejak tahun 2016 menjelang Pilkada DKI Jakarta. Hingga saat ini, lanjut Subardi, gerakan populisme dimanfaatkan oleh elite politik untuk mendulang suara.

“Harus diakui, gerakan itu sulit dihentikan karena dimanfaatkan oleh elite politik. Para elite politik yang rakus kekuasaan dan minim gagasan, menjadikan basis massa yang besar sebagai komoditasnya,” terangnya.

Populisme di Indonesia cenderung identik dengan narasi penindasan maupun pembelaan terhadap agama. Berbeda dengan populisme di banyak negara luar seperti Perancis dan Australia yang pernah mengalami gelombang populisme dengan gerakan anti-imigran. Namun pada intinya, populisme adalah paham yang anti plural. Efeknya, paham ini akan mengancam nilai persatuan dan kesatuan, termasuk nilai kesetaraan dan kemanusiaan.

Bagi Legislator NasDem itu, pentingnya nasionalisme dapat ditinjau dari perspektif sejarah. Para pendiri bangsa menggunakan doktrin nasionalisme sebagai pengikat segala perbedaan (pandangan ataupun kedaerahan) hingga menjadi sebuah bangsa merdeka. Melalui semangat itulah seluruh komponen Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) memuat ajaran nasionalisme.

“Nasionalisme adalah ajaran yang digunakan para sesepuh kita mendirikan bangsa. Hanya dengan nasionalisme kita semua terikat menjadi sebuah bangsa. Ini harus dirawat. Kalau muncul gerakan-gerakan anti-nasionalisme termasuk yang sekarang marak populisme, solusinya ya harus dilawan. Bangkitkan lagi semangat kebhinekaan itu,” tutup Subardi yang juga Ketua DPW NasDem DIY itu.(Nizar/*)

Share: