JAKARTA (8 Maret): Fraksi Partai NasDem DPR RI meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperhatikan berbagai masukan, keberatan termasuk koreksi dari berbagai pemangku kepentingan dalam penyusunan Peta Jalan Pendidikan (PJP) Nasional.
Hal tersebut disampaikan Kapoksi Komisi X DPR RI Fraksi Partai NasDem, Ratih Megasari Singkarru dalam keterangan tertulis, Senin (8/3).
"Kami tahu Peta Jalan Pendidikan Nasional memang masih dalam proses perumusan. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan sikap terkait hal tersebut," kata Ratih.
Selain soal keberatan, kritik dan masukan dari berbagai stakeholder, Ratih juga meminta Kemendikbud senantiasa membuka ruang sosialisasi dan jaring aspirasi seluas-luasnya kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam proses perumusan PJP Nasional tersebut.
"Fraksi NasDem mengingatkan agar rumusan Peta Jalan Pendidikan Nasional tidak semata didasarkan pada upaya menghadapi arus besar perubahan dunia yang didominasi paradigma ekonomi dan ukuran-ukuran material, tetapi juga pada hasrat untuk membangun jiwa dan mental bangsa yang berkepribadian dan didasari semangat serta modal kebudayaan nasional yang dimiliki bersama," kata anggota DPR RI dari dapil Sulawesi Barat (Sulbar) itu.
Legislator NasDem itu menambahkan, pendidikan adalah jalan strategis bagi pembangunan nasional yang berarti juga pembangunan kehidupan bangsa yang diarahkan pada tujuan berdirinya Republik ini.
"Pembangunan nasional bukanlah semata pembangunan fisik dalam lingkup dan alam pikir ekonomi. Lebih dari itu, pembangunan nasional haruslah selalu mengarusutamakan amanat Kemerdekaan 1945 sebagaimana termaktub dalam syair lagu kebangsaan Indonesia Raya: 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya," kata Ratih.
Itu artinya, tambah Legislator NasDem asal Sulawesi Barat itu, dimensi kejiwaan, dimensi spiritualitas, dimensi suprastruktur senantiasa menjadi yang utama, demi membimbing segala yang ragawi, yang materi, dan segala yang berposisi sebagai infrastruktur.
"Berdirinya Republik ini didahului perumusan dan upaya-upaya yang didasari oleh kesadaran semacam itu," tegasnya.
Segala dimensi badani dalam kehidupan bangsa dan negara ini, kata Srikandi NasDem itu, dibimbing oleh kesadaran berdimensi rohani. Itulah mengapa berdirinya Indonesia dimulai dari perumusan dasar negara yang rumusannya didapat dari falsafah hidup bangsa yang menghuninya.
Pengembangan kapasitas keilmuan dan skill anak didik, tambah Ratih, adalah penting. Namun lebih penting dari itu ialah pembangunan mental, spiritualitas, dan karakter mereka terlebih dahulu.
"Inilah makna dimensi kejiwaan yang membimbing dimensi kebadanan. Inilah PR mendasar kita menghadapi segala perubahan dunia dan dinamika kehidupan berbangsa kita," tegasnya.(RO/*)