Berita

Gobel Ajak Mahasiswa Berantas Investasi Fiktif

GORONTALO (1 Mei): Banyak masyarakat terjebak investasi fiktif (ilegal) karena ingin cepat kaya dan mendapat untung dengan cara mudah. Padahal, tidak mungkin mendapatkan keuntungan mudah tanpa melalui proses dan kerja keras. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, perkiraan total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal dari tahun 2007-2017 kurang lebih Rp 105,81 triliun.

Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rachmad Gobel mengemukakan itu dalam acara penyuluhan jasa keuangan dengan tema ‘Literasi Keuangan dan Berantas Investasi Fiktif’ di Universitas Gorontalo, Gorontalo, Jumat (30/4).

"Kalau kita lihat, pengusaha di Indonesia yang selalu diumumkan dari nomor pertama dan seterusnya, pasti mereka melalui proses susah terlebih dulu. Mulai dari usaha kecil sampai tumbuh besar dengan membangun nilai tambah,” ujar Gobel.  

Legislator NasDem itu mencontohkan, ketika pengusaha memiliki keuntungan 10, maka yang diambil untuk makan hanya satu.

“Sedangkan orang kita kalau punya untung 10, dimakan 12 sehingga bergantung dengan pinjaman. Orang yang mau cepat kaya seperti ini karena ingin dibilang sukses, padahal itu egoisme dan nafsu ingin cepat kaya," imbuh

Anggota Komisi XI DPR RI itu mengingatkan, di era pandemi Covid-19 banyak UMKM dan pedagang kecil tutup sehingga tidak dapat lagi melanjutkan aktivitasnya. Dengan modal yang sudah habis serta kondisi sulit seperti ini, terkadang banyak yang tergiur dengan janji-janji keuntungan yag berlipat dari sebuah investasi.

"Apalagi saat ini konsumerisme kita sedang meningkat dan tidak sedikit dari kita yang ingin cepat kaya. Akhirnya langkah kita salah dalam melihat dan menganalisis. Alih-alih investasi bisa menutup kerugian dan bisa mendapatkan untung, malah membuat kondisi semakin sulit karena investasi fiktif," jelas wakil rakyat dari dapil Gorontalo tersebut.

Pengusaha sukses yang terjun ke kancah politik itu mengatakan, dirinya beserta OJK hadir di Universitas Gorontalo untuk memotivasi agar mahasiswa menjadi pengusaha besar serta menyosialisasikan agar bersama memberantas investasi fiktif.

“Mumpung belum banyak di Gorontalo dan mudah-mudahan tidak ada,” katanya.

Gobel menambahkan, saat ini dirinya harus memanfaatkan jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR untuk mengejar ketertinggalan pembangunan Gorontalo selama 20 tahun ke belakang.

"Banyak proyek strategis yang bisa dibangun dan sekarang sedang saya kerjakan. Kemajuan daerah ini juga bermanfaat untuk adik-adik semua, supaya tidak terjebak dalam investasi fiktif," tegas Gobel.

Tak lupa, Gobel juga mengapresiasi peran OJK yang sudah mau menyosialisasikan tentang literasi keuangan agar para mahasiswa bisa memahami investasi fiktif.

"Saya berharap adik-adik bisa menceritakan kepada teman-teman yang lain agar berhati-hati dan jangan terjebak investasi bodong. Mereka yang tidak memiliki niat baik itu, suka mencari daerah yang miskin karena gampang dijanjikan keuntungan yang menggiurkan dari investasi bodong," kata Gobel.

Kepala OJK Sulutgomalut (Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara), Darwisman, meminta kepada para mahasiswa agar berinvestasi dengan benar. Saat ini sudah banyak produk investasi legal seperti saham, obligasi dan reksadana, bahkan yang syariahnya pun juga sudah ada.

"Kita mendorong investasi-investasi yang legal. Kalaupun memang adik-adik di sini punya usaha, bisa didorong oleh lembaga-lembaga keuangan seperti bank,” terangnya. (dpr.go.id/*)

Share: