Berita

Pertimbangkan Wilayah 3T untuk Distribusi Elpiji 3 Kg

JAKARTA (3 Juni): Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Arkanata Akram mempertanyakan rencana realisasi kuota elpiji 3kg yang masih kurang dari target APBN 2021 sebesar 7,5 juta metrik ton.

“Terkait rencana realisasi APBN dan out look untuk tahun 2021, volume BBM dan elpiji bersubsidi 3 kg dalam APBN, seharusnya ada 7,5 juta metrik ton. Tapi rencana realisasinya hanya 7,15 juta metrik ton,” kata Arkanata dalam dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6).

Kalau dilihat secara makro, sambung Legislator NasDem itu, angka 7,15 juta metrik ton itu sesungguhnya sudah terlihat bagus. Karena sudah merealisasikan anggaran sebesar 95%.

“Namun ketika melihat pemanfaatannya di lapangan, masih banyak masyarakat yang tidak bisa merasakan. Karena outlook itu direncanakan di Kementerian ESDM, didistribusikan ke mana saja kuota 7,15 juta metrik ton itu, serta sisa atau kekurangannya sebesar 350 ribu metrik ton itu juga ke mana saja,” tegasnya.

Legislator NasDem itu menilai, kondisi tersebut sebenarnya mengkhawatirkan. Mengingat kekurangan kuota elpiji 3 kg sebesar 350 ribu metrik ton tersebut sangat bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan Utara yang populasinya kurang lebih mencapai 700 ribu orang.

“Artinya, lima persen ini ketika daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T) tidak mendapatkan elpiji 3 kg karena populasinya sedikit atau karena mempertimbangkan market saja. Maka ini tidak bisa memenuhi kesejahteraan masyarakat secara merata,” kata Arkanata.

Agar ketika outlook 7,15 juta metrik ton elpiji 3 kg itu direalisasikan, tegas Arkanata, juga harus mempertimbangkan daerah-daerah perbatasan atau daerah 3T seperti di Kaltara.(RO/*)

Share: