JAKARTA (4 Juni): Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rudi Hartono Bangun meminta Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini menjelaskan terkait status ganda penerima bantuan sosial (Bansos).
Pasalnya, Kementerian Sosial (Kemensos) telah menidurkan sebanyak 21,15 juta data ganda penerima bantuan sosial.
"Ibu Mensos harus menjelaskan dengan rinci data yang ganda yang mana. Apakah data ganda yang dimaksud meliputi orang yang telah meninggal atau orang yang sudah berpindah tempat tinggal tapi menjadi ganda menerima bantuan sosial," kata Rudi dalam raker Komisi VIII DPR dengan Menteri Sosial, Tri Rismaharini di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/6).
Menurut Legislator NasDem itu, jika data ganda akibat berpindah tempat tinggal, Kemensos harus menidurkan salah satu datanya.
"Namun jika orang yang telah meninggal datanya tetap ada di penerima bansos, ini yang harus dihapus, jangan ditidurkan! Kalau ditidurkan, nanti bisa bangun kembali," ujarnya.
Menurut legislator NasDem itu, jika Kemensos tidak merinci dengan jelas terkait 21,15 juta data tersebut, maka negara akan mengalami kerugian yang besar.
"Jumlahnya bisa mencapai ratusan miliar. Polemik mengenai data ganda ini sangat meresahkan masyarakat," kata dia.
Rudi mengaku sering mendapat aduan dari masyarakat terkait data ganda itu. Harus diakui, polemik data ganda itu sudah terjadi sejak 10 tahun lalu bahkan sejak kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Data yang ganda ini sudah dari 10 tahun lalu. Waktu itu zaman Pak SBY saya ditanya warga 'Saya janda, susah ekonominya, tapi tidak dapat bantuan. Kok yang sudah meninggal malah dapat bantuan. Jadi banyak yang mengeluh," kata Rudi.
Sejak saat itu, Rudi mengatakan dirinya sudah berupaya semaksimal mungkin membantu masyarakat yang dirugikan karena data ganda tersebut. Namun, sambungnya, hasilnya nihil. Baik itu Dinas Sosial maupun Kementerian Sosial saat itu angkat tangan terkait masalah itu.
"Saya lapor ke dinas, lalu ke kementerian, tapi seperti pingpong," tukas wakil rakyat dapil Sumatera Utara III (Langkat, Karo, Simalungun, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Batubara, Kota Pematangsiantar, Kota Tanjungbalai, dan Kota Binjai) itu.(HH/*)