Berita

Parpol Jangan Berjarak dengan Masyarakat

JAKARTA (28 September): Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan, penurunan indeks demokrasi dan kepercayaan publik terhadap partai politik dan DPR karena adanya perilaku anggota DPR dan partai politik yang koruptif, eksklusif, juga kerap berbohong kepada rakyat.

"Perilaku ini yang membuat kita semakin berjarak dengan masyarakat. Perilaku ini yang membuat lembaga DPR semakin dijauhi rakyat," ungkap Ahmad Ali dalam Workshop Nasional Fraksi NasDem DPRD di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (26/9).

Ali menanggapi hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia yang menyebutkan DPR dan partai politik menjadi dua lembaga yang paling rendah tingkat kepercayaan publiknya. Tercatat hanya 50% responden yang percaya pada DPR, 36% sedikit percaya, 9% tidak percaya. Sedangkan tingkat kepercayaan pada partai politik hanya 48% yang percaya, 37% sedikit percaya dan 9% tidak percaya.

Ditegaskan Ali, parpol tidak mungkin memperkuat demokrasi kalau berjarak dengan masyarakat. Untuk itu kalau parpol mau membuat penguatan demokrasi di Indonesia, tidak ada pilihan selain meletakkan kepercayaan masyarakat kepada partai politik.

"Maka, partai politik bersama anggotanya harus mulai berbenah diri, melakukan pendekatan, dan mengubah perilaku," ungkap Ketua Fraksi Partai NasDem DPR itu.

Partai NasDem sebagai partai termuda yang ada di legislatif, kata Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Tengah itu, tentunya harus membawa harapan, mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat, maupun keluhan-keluhan rakyat Indonesia.

Ali menerangkan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mendirikan Partai NasDem untuk membawa harapan-harapan masyarakat.

"Ketua umum tidak pernah menutup mata terkait permasalahan itu. Kalau kita ingin masuk, tetapi belum bisa mengubah perilaku politik, maka paling tidak mulai memberikan contoh yang baik," urainya.

Paling tidak, tambah Ali, anggota Partai NasDem tahu takaran-takaran, angka toleransi, batasan-batasan yang kemudian tidak melebihi takaran kepatutan di masyarakat. Sebab, kalau takaran itu dilangkahi bisa mempermalukan diri sendiri.

"Tidak sedikit saudara-saudara kita, kader-kader kita yang terjebak dengan permasalahan karena melakukan tindakan melebihi kewajaran di masyarakat. Peristiwa itu harus menjadi pelajaran buat kita semua, buat saya, yang diberikan kekuasaan oleh rakyat untuk jangan lupa diri dan melakukan perilaku yang menyesatkan partai serta mempermalukan diri sendiri," ujar Ali mengingatkan.(MI/*)

Share: