JAYAPURA (12 Oktober): Percepatan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) baik melalui program BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi), maupun mengoptimalkan jaringan dan bandwidth pada operator telekomunikasi di wilayah Papua harus didukung.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Muhammad Farhan seusai menghadiri pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI dengan Pangdam Cenderawasih yang diwakili Irdam Brigjen TNI Wachid Apriliyanto dan jajarannya di Markas Kodam XVII/Cenderawasih di Jayapura, Papua, Senin (11/10).
Dalam pertemuan tersebut pihak Kodam XVII/Cenderawasih memberikan informasi bahwa pembangunan jaringan telekomunikasi di Papua dapat menekan angka kriminalitas dan gangguan keamanan.
“Akan selalu kita dukung baik itu melalui BLU BAKTI maupun melalui optimalisasi jaringan dan lebar pita (bandwidth) yang telah diberikan kepada operator yang ada,†tegas Farhan.
Legislator NasDem itu mengatakan jika masyarakat terhubung dengan sistem komunikasi yang baik, maka akan memudahkan untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang beredar di masyarakat.
"Ini guna meminimalisasi misinformasi dan disinformasi, sehingga pembangunan infrastruktur telekomunikasi memiliki peranan strategis. Tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga menjaga keamanan dan pertahanan negara," urai Farhan.
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Barat I (Kota Bandung dan Kota Cimahi) itu juga menambahkan, ketika masyarakat terkoneksi dengan sangat baik, maka masyarakat telah mendapatkan informasi yang benar karena ternyata konflik di antara masyarakat di Papua sering terjadi karena adanya misinformasi dan disinformasi.
"Hal inilah yang menunjukkan bahwa ternyata, pentingnya pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi di Papua ini memiliki nilai strategis,†tambah Farhan.
Farhan menilai pembangunan BTS dapat meredam penyebaran ideologi separatisme yang disebarkan kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah bangsa. Maka perlu memotong distribusi penyebaran ide separatisme dan melawan ide tersebut dengan ide lain yang lebih kuat.
"Karena ideologi separatisme tidak bisa dilawan dengan senjata," tegas Farhan lagi.
Farhan mencontohkan beberapa ide di antaranya tentang persatuan dan kesatuan bangsa, serta pemahaman yang menonjolkan bahwa jika bangsa ini utuh maka lebih sejahtera dibandingkan berdiri masing-masing.
“Justru (pembangunan BTS) itu akan meredam (penyebaran ideologi separatisme). Karena bagaimana pun juga yang namanya separatisme kan itu sebuah ide, dan itu disebarkan. Kalau kita bisa memotong jalur distribusi penyebaran ide-ide separatisme itu maka insyaallah kita akan bisa menjaga persatuan dan kesatuan Papua bersama NKRI," papar Farhan.
Sebuah ide, kata Farhan lagi, harus dilawan dengan ide yang lain. Oleh karena itu, harus dikembangkan ide tentang persatuan dan kesatuan dan ide tentang betapa lebih kuat sejahtera bersama daripada terpisah sendiri-sendiri.
Dalam kesempatan yang sama, Danrem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan mengusulkan kepada Komisi I DPR RI untuk mendorong pemerintah membangun sistem jaringan komunikasi yang baik guna mendukung tugas dalam menangani permasalahan keamanan di Papua. Dengan adanya jaringan komunikasi, dinilai dapat mempercepat dan mempermudah aparat dalam mencegah dan meminimalisasi gangguan keamanan di Papua.
“Komunikasi dibangun dulu supaya kami pun operasi. Kami bisa memberikan informasi kepada masyarakat untuk menginformasikan setiap berita yang muncul. Tapi kalau tidak ada aksesnya bagaimana?,†tegas Izak.(dpr.go.id/*)