MANADO (12 Oktober): Komando Resor Militer (Korem) 131/Santiago dinilai mampu menjaga pertahanan dan keamanan (Hankam) tetap kondusif di wilayah Sulawesi Utara (Sulut), di tengah keterbatasan alat utama sistem senjata (alutsista) maupun kesejahteraan prajurit TNI.
Apresiasi tersebut disampaikan anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Hillary Brigitta Lasut seusai mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi I DPR RI dengan Danrem 131/Santiago, Brigjen TNI Prince Meyer Putong, di Manado, Sulut, Senin (11/10).
“Saya sangat mengapresiasi, khususnya setelah berkunjung ke Korem 131/Santiago bahwa ternyata di tengah keterbatasan yang luar biasa, kesejahteraan prajurit kita belum mencapai target, dan alutsista kita masih membutuhkan perawatan dan renewal (pembaruan), tapi kondisi Sulut secara keamanan dan pertahanan relatif aman. Saya mengapresiasi semua tindakan dan keputusan tepat yang diambil Korem 131/Santiago,†kata Hillary
Legislator NasDem tersebut berharap adanya perhatian dari Pemerintah Pusat, khususnya Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Panglima TNI, agar seluruh Korem di Indonesia, khususnya untuk Korem 131/Santiago mempunyai alutsista yang layak pakai serta meningkatnya kesejahteraan prajurit TNI.
“Saya berharap ada perhatian Pemerintah Pusat, khususnya dari Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI, supaya di Sulut, khususnya di Korem 131/Santiago dan semua area wilayah yang juga menjadi tanggung jawab dari Korem, bisa diberikan perhatian dan tidak dianaktirikan. Mungkin untuk semua Korem di seluruh Indonesia juga merasakan adanya kebutuhan-kebutuhan, tetapi ketidakadaan kendaraan yang layak pakai, senjata yang terlalu usang, itu buat saya sudah terlalu lewat batas," ujarnya.
Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Utara itu berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan para prajurit TNI yang sudah rela berkorban jiwa maupun raganya untuk keutuhan NKRI.
“Sebagai anggota Komisi I DPR dari Dapil Sulut, ini akan menjadi pekerjaan rumah yang besar yang akan terus kami perjuangkan. Sehingga kemudian Korem 131/Santiago bisa dilengkapi dengan kebutuhan-kebutuhannya secara baik, operasional bisa berjalan bagus, tidak ada lagi prajurit yang harus tinggal di balai desa, patungan perahu karet untuk bisa sampai ke daerah tujuan patroli. Tapi bisa dilengkapi, sehingga operasionalnya bisa berjalan dengan baik dan prajurit tetap sejahtera tanpa harus mengeluarkan biaya sendiri hanya untuk menjalankan tugas,†tutup Hillary.
Sebelumnya, Danrem 131/Santiago, Brigjen TNI Prince Meyer Putong, memaparkan, tunjangan kinerja prajurit Korem 131/Santiago sebesar 75%, rumah dinas jajaran Korem 131/Santiago terbatas untuk pejabat utama, anggota yang sudah memiliki rumah non-dinas prajurit: 1/164 orang dari jumlah nyata 2.341 orang (51,94%) sisanya mengontrak. Sehingga rumah dinas ini sangat dibutuhkan anggota Korem 131/Santiago.
Meyer juga mengatakan, ketersedian senjata pistol yang dimiliki 238 pucuk dan senapan serbu laras panjang 694 pucuk. Hal itu, kata Meyer masih kurang dari harapan, karena senjata pistol masih membutuhkan 487 pucuk dan senapan serbu laras panjang 2.227. Sedangkan untuk patroli di wilayah terluar, Korem hanya memiliki lima unit perahu luncur dan lima unit motor tempel.
"Sehingga dengan terbatasnya perahu dan motor tempel untuk perahu, prajurit kami biasanya menumpang kepada TNI AL ataupun warga yang kebetulan ingin melintas ke lokasi patroli," kata Meyer.
Oleh sebab itu, dari segala keterbatasan yang ada, Meyer berharap Komisi I DPR dapat membantu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alutsista maupun dari sisi kesejahteraan prajurit.(dpr/*)