Berita

NasDem Andalkan Mesin Partai di 2024

JAKARTA (13 Oktober): Partai NasDem sepenuhnya mengandalkan kekuatan mesin partai untuk bersaing memenangi Pemilu 2024. Hal itu disadari mengingat NasDem saat ini belum memiliki basis pemilih yang kuat maupun figur tokoh calon presiden (capres) pontesial yang bisa diandalkan untuk memperoleh banyak suara dalam Pemilu 2024.

"Berdasarkan evaluasi dari dua kali pemilu sebelumya yang diikuti Partai NasDem, kami menyadari bahwa saat ini NasDem belum memiliki basis (pemilih) ideologis sehingga berdasarkan survei partai kita selalu berada di bawah. Atas dasar itulah kami memastikan mesin partai bergerak memenangkan NasDem," ungkap Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, Selasa (12/10).

Ahmad Ali menambahkan, dalam rangka mempersiapkan mesin pemenangan partai, NasDem tengah menjalani rangkaian rapat koordinasi nasional khusus (Rakornasus) ke berbagai daerah. Rakornasus tersebut sudah dilakukan di 19 provinsi. Rakornasus NasDem diharapkan mampu menghasilkan kepengurusan hingga tingkat DPRt di awal tahun 2022.

"NasDem berbeda dengan partai lain yang sudah berdiri puluhan tahun dan memiliki basis pemilih ideologi yang kuat maupun mendapat dukungan dari organisasi masyarakat (ormas) berbasis kultural. Untuk menyiasati kekurangan itu, kita memastikan mesin partai bekerja hingga struktur DPRt," jelasnya.

Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru, Partai NasDem mengantongi elektabilitas sebesar 4,2%, berada di bawah PDIP, Golkar, PKB, Gerindra. Ali berharap, mesin partai yang disiapkan mampu mendongkrak elektabilitas NasDem pada Pemilu 2024.

"Kita terus kerjakan untuk memperkuat mesin partai. Mudah-mudahan angka 4 persen ini terus bergerak," ungkapnya.

Selain itu, Ali menegaskan bahwa NasDem juga akan memanfaatkan besarnya potensi suara dari para pemilih milenial khusunya generasi Z. Dari daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Serentak 2019, pemilih berusia 20 tahun mencapai 17.501.278 orang, sedangkan yang berusia 21-30 tahun sebesar 42.843.792 orang. Untuk Pemilu 2024, jumlah pemilih milenial dan generasi Z diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 60% dari total suara pemilih.

"Kita tidak bisa menutup mata bahwa menghadapi tahun 2024 ada kelompok pemilih pemula yang hari ini jumlahnya begitu besar," jelas Ali.

Generasi Z tersebut diungkapkan Ali akan menjadi bagian dari tanggung jawab Partai NasDem dalam melakukan edukasi mengenai pentingnya peran pemuda dalam politik. Tentunya, seluruh pengurus dan kader NasDem harus memahami karakter mereka, karena mereka adalah kelompok apolitik.

"Milenial dan generasi Z juga tidak suka dengan retorika, tapi melihat pada hal-hal nyata dan rasional," katanya.

Pemahaman dan pengetahuan itu menjadi modal bagi seluruh pengurus Partai NasDem. Karenanya, dalam setiap Rakorwil, salah satu materinya adalah bagaimana masuk, merangkul dan mengedukasi kaum milenial.

"Mau tidak mau kita harus mendekatinya, karena di tahun 2024 segmen milenial ini adalah terbesar dalam menggunakan hak pilih. Ini menjadi tanggung jawab kita untuk mengedukasi mereka sehingga mereka mau menggunakan hak politik. Kalau tidak, demokrasi kita akan sangat rentan," tegas Ali. (MI/*)

Share: