NANGA PINOH (6 Agustus): Anggota MPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Yessy Melania, menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI untuk kader perempuan Garnita Malahayati NasDem Melawi, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, di Nanga Pinoh, Melawi Kamis (4/8).
Sedikitnya ada 80 orang perempuan yang mewakili 12 kecamatan yang ada di Melawi menghadiri acara tersebut.
Dalam paparannya, Yessy menegaskan, 4 Pilar Kebangsaan MPR penting untuk terus disosialisasikan di tengah masyarakat, khususnya kaum perempuan sebagai ibu sekaligus guru pertama di dalam keluarga dan generasi muda.
"Perempuan memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengaplikasikan nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan MPR (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI) dalam kehidupan keluarga dan kehidupan sehari-hari," kata Yessy.
Edukasi kepada kaum perempuan, tambah Legislator NasDem itu, merupakan langkah sosialisasi dalam rangka penguatan sekaligus penyadartahuan akan pentingnya pengaplikasian nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan MPR dalam berbangsa dan bernegara.
"Kesadaran kolektif kaum perempuan diharapkan mempererat nilai kebangsaan di tengah-tengah keluarga dan masyarakat dalam menghadapi tantangan nasional hingga global," jelas anggota Komisi IV DPR RI itu.
Legislator NasDem dari Dapil Kalbar II (Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu) itu juga menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam membumikan 4 Pilar Kebangsaan MPR di tengah-tengah keluarga.
"Di dalam masyarakat, diharapkan menjadi simpul penguat nilai kebangsaan. Jika simpul-simpul di lingkup keluarga kuat, saya yakin masyarakat kita sebagai sebuah bangsa akan terus kuat, bersatu dan cinta Tanah Air Indonesia Raya," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yessy juga mendorong agar perempuan bisa berdaya, berpolitik, dan syukur-syukur dipercaya menjadi wakil rakyat sebagai anggota legislatif.
Yessy menekankan bahwa yang tahu perempuan adalah kaum perempuan itu sendiri. Jadi kesetaraan gender yang sudah banyak diperjuangkan di Indonesia itu harus mampu ditangkap dan dimanfaatkan oleh perempuan.
"Dengan begitu, kebijakan-kebijakan yang lahir ke depan sudah memiliki perspektif perempuan dan anak serta memiliki sensitivitas kesetaraan gender," urai Yessy.
Kata Yessy, 30% keterwakilan perempuan di parlemen sudah diatur. Namun hingga saat ini belum pernah tercapai.
"Saya berharap di masa mendatang perempuan bisa bergerak bersama, bahu-membahu sebagai sesama perempuan untuk menjadi wakil rakyat di parlemen sehingga hak-hak perempuan bisa diperjuangkan dan disuarakan," pungkas Yessy.(Yesaya/*)