Berita

Syamsul Luthfi Gelar Bimtek Perizinan Usaha untuk Menarik Investor

PRAYA (13 Mei): Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, perizinan yang berbelit-belit kini bisa dipangkas.  "Kalau dulu perusahaan-perusahaan raksasa yang berbasis di Korea tidak tertarik berinvestasi di negara kita, mereka lebih memilih negara-negara tetangga untuk berinvestasi dan melebarkan sayapnya untuk membuat pabrik-pabrik pengembangan. Tapi kini mereka sudah mulai melirik negara kita, ini semua terjadi karena kesungguhan dari pemerintah," ungkap anggota Komisi VI DPR RI Syamsul Luthfi di Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (11/5).

Hal tersebut disampaikan Syamsul saat menggelar Bimbingan Tekhnik (Bimtek) Klinik Fasilitasi Perizinan Berusaha Sistem OSS (Online Single Submission) kepada pelaku usaha UMK sektor industri dan non industri, yang bertujuan untuk menjaga iklim investasi serta menarik investor dalam dan luar negeri.

Disampaikan legislator NasDem dari Dapil NTB II (Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, dan Kota Mataram) itu, masalah perizinan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah satu kendala bagi investor dalam berinvestasi.

"Di era pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'ruf ini betul-betul investasi kita sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini terus menggeliat tumbuh dan menjanjikan," kata Syamsul.  

Dengan diberlakukannya UU Cipta Kerja, tambah Syamsul, ada progres yang sangat menjanjikan karena ini semua bisa terwujud berkat koordinasi yang baik antara pemerintah kabupaten kota, pemerintah provinsi, maupun pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Syamsul menambahkan, terkait peran masyarakat dalam menjaga iklim investasi, khususnya di Lombok Tengah, ia berharap pemda harus menyambut baik langkah-langkah maju yang dilakukan pemerintah. "Jadi jangan kita yang di Lombok Tengah ini berpangku tangan," ujarnya.

Ditegaskan Syamsul, semua pihak harus bisa menjaga nama baik daerah, agar orang tertarik berinvestasi, baik yang bersumber dari penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri.

"Karena kalau kita lihat investasi saat ini kan tidak Jawa sentris lagi, tapi sudah Indonesia sentris, bahkan porsinya lebih banyak di luar Jawa. Tentu ini sangat kita syukuri, ini menandakan bahwa percepatan untuk pemerataan perekonomian kian membaik dari tahun ke tahun," pungkasnya. (samsul/*)

Share: