JAKARTA (4 Juni): Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Thoriq Majiddanor, menilai peralihan kebijakan stimulus diskon listrik menjadi bantuan subsidi upah (BSU) diharapkan dapat mendongkrak perekonomian nasional.
"Dari perspektif fiskal, menyalurkan Rp10 triliun langsung ke kelompok prioritas dianggap memberikan daya ungkit stimulus yang lebih kuat dan cepat terasa dibanding memberikan diskon tipis-tipis ke puluhan juta rumah tangga," ujar Thoriq, Rabu (4/6/2025).
Legislator NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Timur X (Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Lamongan) itu mengungkapkan, stimulus BSU lebih berdampak kepada masyarakat dibandingkan diskon listrik.
"Bagi banyak rumah tangga kecil, diskon listrik mungkin hanya menghemat puluhan ribu rupiah per bulan sedangkan BSU memberikan uang tunai ratusan ribu yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan," ungkapnya.
Menurutnya, stimulus bantuan subsidi upah yang menyasar masyarakat berpenghasilan Rp3,5 juta ke bawah dan para guru honorer, diharapkan dapat memulihkan daya beli masyarakat dan lebih tepat sasaran.
"Tentunya pemerintah menginginkan stimulus ekonomi yang tepat sasaran dan efektif bagi pemulihan daya beli masyarakat. Diskon listrik dianggap kurang cepat dampaknya karena terkendala prosedur sehingga dialihkan ke BSU demi efektivitas stimulus ekonomi," papar Jiddan, sapaan akrab Thoriq Majiddanor.
Di sisi lain, kebijakan bantuan untuk rakyat sering kali terbentur masalah validitas data dan proses birokrasi yang tidak optimal. Maka, BSU yang telah mengantongi data valid dan terverifikasi membuat program itu dapat segera direalisasikan.
"Dengan BSU, data penerima sudah tersedia dan terverifikasi sehingga penyaluran bantuan lebih cepat dan tepat sasaran. Intinya pemerintah memilih yang lebih siap dari segi pendanaan dan pelaksanaan agar tujuan stimulus tercapai tanpa membebani keuangan negara secara sia-sia," jelasnya. (Safa/*)