JAKARTA (31 Maret): Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Eva Yuliana menilai lemahnya pencegahan dalam pengamanan di antaranya karena masih sangat kurang melibatkan perempuan.
Hal itu diungkapkan Eva merespon kejadian di halaman Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (31/3) terkait seorang perempuan membawa senjata api yang diduga teroris. Perempuan itu sempat menodongkan senjata api, namun kemudian tewas ditembak.
"Saya melihat keterlibatan perempuan dalam pengamanan masih sangat kurang. Padahal masuk ke objek vital, perlu ada pemeriksaan maksimal. Itu harus dipastikan keamanannya dan dilakukan tidak oleh lawan jenis," ujarnya, Rabu (31/3).
Legislator NasDem itu merinci, memeriksa pengunjung secara maksimal seperti meraba tidak mungkin dilakukan lawan jenis, khususnya kepada perempuan.
"Ini yang menurut saya menjadi perhatian Polri untuk kemudian mengubah strategi pengamanan dalam pencegahan menghadapi teroris," tambah Eva.
Selama ini, tambah wakil rakyat dari dapil Jawa Tengah V (Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Kota Surakarta) itu, pendekatan dan komunikasi yang dilakukan Polri dalam menghadapi isu terorisme sudah baik, tapi aparat harus mengetahui perubahan modus dan strategi pelaku terorisme.
"Pascabom di Surabaya, modus operandi berubah. Dulu bombernya hanya laki-laki, kemudian sekarang menjadi famili, kemudian saat penyerangan Pak Wiranto di Banten, itu juga pasangan. Artinya famili bergeser ke perempuan," tukasnya. (MI/*)