JAKARTA (25 Mei): PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan memangkas lebih dari setengah armada pesawatnya. Keputusan itu diambil karena permasalahan maskapai plat merah tersebut yang masih belum tuntas. Di antaranya akibat tumpukan utang yang mencapai Rp70 triliun dan dampak dari pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Martin Manurung menilai, kondisi Garuda Indonesia saat ini terbilang berat. Selain dampak pandemi Covid-19, kondisi Garuda juga tidak terlepas dari warisan masalah di masa lalu.
Hal tersebut juga pernah disampaikan Martin kepada Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setia Putra. Legislator NasDem itu mengingatkan Irfan untuk menjadi 'raja tega' dalam menyikapi keadaan Garuda Indonesia saat ini.
Selain pengurangan armada pesawat, Garuda Indonesia juga berencana mengurangi jumlah karyawan. Salah satunya dengan skema penawaran pensiun dini terhadap pegawai.
"Efisiensi dengan pengurangan karyawan harus diikuti dengan efisiensi di semua lini. Dan seluruh kontrak dengan pihak ketiga yang bermasalah, apalagi bila ada potensi ketidakwajaran secara finansial, harus diusut tuntas dan bila mungkin dibatalkan," kata dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/5).
Mengenai rencana pengurangan karyawan, Ketua DPP Partai NasDem itu meminta agar langkah tersebut harus mematuhi seluruh proses sesuai UU yang berlaku.
"Bahkan bila perlu diberikan tambahan benefit loyalitas mereka selama ini," tambahnya.
Menanggapi kemungkinan akan adanya penyuntikan kembali dana untuk Garuda Indonesia, wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Utara II (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) itu tidak mempermasalahkannya, asalkan diikuti dengan pembenahan yang serius.
"Suntikan dana itu bisa saja. Tapi harus dibarengi dengan pembenahan dan efisiensi besar-besaran di Garuda. Kalau tanpa efisiensi, akan menguras keuangan negara yang sangat besar. Padahal APBN kita tengah menghadapi pilihan-pilihan yang sulit di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19," kata Martin.(RO/*)