Berita

Smelter BAI Harus Mampu Angkat Perekonomian Kalbar

MEMPAWAH (19 Juni): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto berharap pembangunan smelter PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) mampu menyerap tenaga kerja lokal dan mengungkit perekonomian di Kalimantan Barat (Kalbar).

Hal tersebut disampaikan Sugeng saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI meninjau progres pembangunan smelter PT BAI di Kabupaten Mempawah, Kalbar, Kamis (17/6).  

"Saya mengharapkan smelter di Mempawah ini dapat mendorong 80 persen penyerapan tenaga kerja lokal untuk dipekerjakan di smelter PT BAI," tegas Sugeng.

Sugeng menambahkan, kunjungan spesifik ke lokasi pembangunan smelter bauksit yang menghasilkan alumina untuk diproses menjadi aluminium itu dibangun atas join investasi PT Inalum dan PT Aneka Tambang (Antam).

"Keduanya merupakan BUMN pertambangan. Smelter ini menelan investasi US$800 juta, dan ditargetkan rampung dan beroperasi pada akhir 2023. Smelter akan menghasilkan satu juta ton alumina, dari tiga juta ton bahan baku ore (mentah) bauksit," kata Sugeng.

Sebagai dukungan terhadap pembangunan smelter di Kalbar, Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI juga menggelar pertemuan dengan Wakil Gubernur Kalbar, Bupati Mempawah, Dirut PT BAI di Mempawah Center, Kalbar.

Pertemuan itu dihadiri juga Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Direksi PT Inalum dan PT PLN.

Dari hasil kunspek kali ini, dapat disimpulkan dan rekomendasi antara lain, Komisi VII DPR mendorong untuk memastikan proses pembangunan smelter berjalan sesuai rencana.

"Komisi VII DPR sadar betul, saat ini bangsa kita sedang dihantam Covid-19, sehingga banyak perencanaan pembangunan di berbagai sektor terkendala. Maka kami ke smelter Mempawah ini untuk memastikan proses pembangunan smelter berjalan sesuai dengan rencana agar dapat beroperasi sesuai target pada tahun 2023," kata Legislator NasDem itu.

Wakil rakyat dari dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu kembali mendesak PT BAI untuk memprioritaskan setidaknya 80% tenaga kerja harus dari daerah dalam membangun sumber daya manusia dan meningkatkan perekonomian daerah.

"Kami juga ingin smelter ini mampu memberikan manfaat tambahan bagi pendapatan daerah serta adanya komitmen program untuk masyarakat di luar program CSR (Corporate Social Responsibility)," pungkas Sugeng. (RO/*)

Share: