Berita

Saatnya Indonesia Beralih dari Energi Fosil

JAKARTA (16 Agustus): Meski memiliki sumber energi fosil melimpah, saatnya Indonesia harus mulai berani beralih ke energi non-fosil. Hingga saat ini, sebagian besar energi yang dihasilkan dan digunakan berasal dari energi fosil sebesar 95% dari total bauran energi.  Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil dan kuat sebelum diterpa pandemi Covid-19, permintaan energi terus meningkat.

"Kita semua harus sadar dan paham betul bahwa tingkat ketergantungan terhadap energi fosil sangat tinggi. Padahal energi fosil ini jumlahnya relatif terbatas dan itu bisa memicu krisis energi di negeri ini," ungkap Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/8).

Oleh karena itu, kata Legislator NasDem itu, masalah energi akan terus menjadi perhatian utama pemerintah di masa mendatang.  Apalagi akibat pembakaran energi fosil untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi, memberi efek negatif bagi lingkungan.  Maka energi baru terbarukan harus menjadi solusi.

"Padahal, potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia untuk ketenagalistrikan mencapai 443 GW (Gigawatt). Potensi itu meliputi panas bumi, air, mikro-mini hidro, bio energi surya, angin dan gelombang laut. Bahkan potensi tenaga surya di Indonesia memiliki porsi terbesar, lebih dari 207 MW (Megawatt) kemudian disusul air dan angin," papar Sugeng.

Wakil rakyat dari dapil Jawa Tengah VIII (Cilacap-Banyumas) itu menjelaskan, energi terbarukan merupakan salah satu sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan energi dan menyumbang kepada bauran energi nasional.  Ini jelas membantu usaha mitigasi dampak perubahan iklim global.

"Sumber energi ini digunakan hampir di seluruh dunia yang telah memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energi strategis untuk mengantisipasi krisis energi," tegas Sugeng.  

Mantan wartawan itu juga menyampaikan, walaupun Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dan beragam, sangat disayangkan pemanfaatannya masih sangat minim.  Maka tidak heran, pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara G20.

"Mereka tengah melakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon dalam upaya mencapai target Paris Agreement. Maka Indonesia memiliki pekerjaan rumah yang menantang untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan secara optimal dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil," jelas Sugeng.

Oleh karena itu, tambah Ketua DPP Partai NasDem itu, sejalan dengan hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-76, Sugeng menyerukan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan dan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang ada sebagai landasan keyakinan bersama untuk memajukan Indonesia ke depan.

"Komitmen negara terhadap keselamatan rakyat dan lingkungan harus ditunjukan, sehingga Indonesia dapat memiliki warisan energi bersih dan terbarukan untuk bisa menghindari petaka di masa depan, yaitu masyarakat yang tercemar dan tersakiti oleh berbagai dampak negatif energi fosil," pungkas Sugeng.(Opi/*)

Share: