KRAKSAAN (18 Agustus): Petani sulit mengubah kebiasaan dan mengikuti perkembangan zaman. Sebab petani dihantui rasa takut karena persepsi yang merasukinya.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Hasan Aminuddin saat melakukan panen perdana demfarm (demonstrasi farming) pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) padi khusus. VUB itu dikembangkan di lahan pertanian Kelompok Tani Sidodadi IV Desa Sidopekso Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (18/8).
“Atas nama rakyat saya menyampaikan terima kasih. Ini merupakan bagian sejarah baru. Sebab mengubah mindset petani itu tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Hari ini bagian dari keinginan sebagai wakil rakyat bagaimana SDM petani berubah mengikuti zaman. Ini terbukti dengan ada tambahan kuantitas tiga ton,†ungkap Hasan Aminuddin.
Pada panen perdana tersebut, Legislator NasDem itu didampingi Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Kementerian Pertanian (Kementan), Fery Fahrudin Munir, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Catur Herman, Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi serta Forkopimka Kraksaan.
Hasan yang melakukan panen perdana bersama petani tersebut menggunakan alat mesin pemanen padi atau combine harvester. Pada pelaksanaan panen perdana itu tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Hari ini saya hadir bersama petani yang ada di wilayah Kabupaten Probolinggo. Ada amanah APBN dalam rangka meningkatkan kualitas pertanian rakyat. Oleh karena itu saya memperkenalkan bibit baru di wilayah Kabupaten Probolinggo. Harapannya para petani tidak memilih pertanian yang monoton sehingga mencari benih baru untuk meningkatkan kualitas produksi dari petani itu sendiri,†tegasnya.
Demfarm pengembangan VUB padi khusus ini terselenggara atas kerja sama antara Komisi IV DPR RI dengan BBP2TP Kementerian Pertanian. Setidaknya ada lima varietas padi baru yang ditanam. Yakni, Inpari 32, Inpari 42, Inpari Nutri Zink, Pamelen dan Inpari 45. Masing-masing varietas dikembangkan di lahan seluas 1,5 hektar. Khusus untuk Inpari Nutri Zink dan Inpari 45 disiapkan untuk benih.
Pada kesempatan tersebut, Fery Fahrudin Munir mengungkapkan kegiatan itu merupakan kegiatan khusus dari Kementan melalui BPTP Jawa Timur.
“Jadi kami mengawal dari aspek inovasi dan teknologinya, lengkap dengan sarana dan prasarananya. Intinya bagaimana pembelajaran kepada petani menerapkan inovasi teknologi yang ada di Balitbang Pertanian. Kita coba kembangkan dan kawal dengan baik, dengan harapan nanti bisa mengadopsi teknologi itu dan nanti berkembang. Untuk kelanjutannya kita harapkan pemerintah daerah mengawalnya,†ujarnya.
Fery menjelaskan intinya bagaimana pihaknya memperkenalkan inovasi teknologi sehingga bisa meningkatkan produktivitas bahkan bisa dua kali lipat, efisien dan hemat biaya serta memaksimalkan penggunaan. Kalau biasanya satu hingga dua kali tanam, kita bisa tiga kali tanam.
“Kita memakai mekanisasi mulai alat panen, alat tanam hingga penyemprotan dengan menggunakan drone. Kita harus memperkenalkan secara pelan-pelan dengan inovasi teknologi,†pungkasnya. (RO/Hartoyo/*)