JAKARTA (31 Agustus): Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rian Firmansyah mengatakan pemberlakuan pembelajaran tatap muka (PTM) akan disambut positif orang tua dan anak didik.
Pasalnya, sekian lama orang tua dan anak didik harus berjibaku dengan beratnya menanggung beban pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Saya yakin, peserta didik, guru, dan orang tua akan menyambut baik pembelajaran tatap muka setelah sekian lama mereka harus menanggung beban berat mengenyam pendidikan jarak jauh yang bukan saja melelahkan, tetapi juga mengandung banyak risiko tidak langsung,†kata Rian dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/8).
Menurut Legislator NasDem itu, PTM terbatas dengan disiplin protokol kesehatan adalah pilihan paling tepat di tengah situasi pandemi saat ini yang mulai turun.
“Kita berhadapan dengan dua pilihan ekstrim, memilih untuk tetap PJJ dan menutup sekolah atau membiarkan adanya kerumunan yang tidak terkendali. Oleh sebab itu perlu pilihan tengah,†tuturnya.
Rian menyebutkan, prinsip utama masa pandemi seperti ini adalah menjaga kesehatan peserta didik.
"Tetapi kita tidak menutup mata, betapa telah terjadi kehilangan besar bagi siswa untuk belajar. Karena itulah PTM terbatas menjadi jalan tengah, menjaga kesehatan sekaligus menjaga keberlangsungan pembelajaran siswa," terangnya.
Wakil rakyat dari dapil Jawa Barat II (Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat) itu menambahkan, jika melihat pendidikan sebagai transfer of knowledge, dengan PJJ sudah cukup menjadi alternatif darurat bagi peserta didik di masa pandemi.
Namun, sambung Rian, dalam konteks transfer of character, tentu PJJ masih jauh dari ideal meski ada peran orang tua. Interaksi tatap muka guru dan siswa tetap tidak bisa tergantikan.
“Sehingga pilihan PTM terbatas di wilayah PPKM level 3 sudah perlu segera diuji coba," imbuhnya.
Apalagi, tambah Rian, telah banyak penelitian menunjukkan meskipun PJJ berdampak baik pada pencegahan transmisi Covid-19, akan tetapi memiliki beberapa risiko tak langsung terhadap peserta didik. Seperti kesulitan tidur, pola makan yang tidak teratur, dan dampak psikologis lainnya.
Oleh karena itu, Rian mengajak agar semua pihak bersinergi dan membuat langkah yang padu, agar bisa menghindari klaster-klaster baru dari sekolah.
“Dengan sinergi dan konsisten berpijak pada SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri serta melihat kondisi faktual di setiap daerah, kita mampu menjaga tren perbaikan penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah selama ini, sehingga PTM tidak menjadi bumerang di kemudian hari,†pungkasnya.(RO/*)