PURWOKERTO (19 Oktober): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) menyerahkan alat bantu pemanjat pohon kelapa bagi para penderes (penyadap) kelapa di Desa Batuanten, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (17/10).
Penyerahan alat bantu pemanjat yang dibuat BRIN itu sebagai bagian dari kepedulian DPR dan BRIN. Setiap tahun hampir dipastikan ada penderes yang meninggal akibat terjatuh dari pohon kelapa.
"Saya ora mentolo (tidak tega), mendengar setiap tahun setidaknya ada dua orang yang meninggal akibat terjatuh dari pohon kelapa. Kalau tidak kita pedulikan, kita akan berdosa. Karena Komisi VII DPR bermitra dengan BRIN, maka saya ajak mereka membuat peralatan memanjat, dan akhirnya hari ini bisa kita serahkan," kata Sugeng.
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) itu mengatakan pengembangan teknologi dituntut tidak hanya high tech (teknologi tinggi), tapi juga dengan teknologi tepat guna.
"Teknologi merupakan kunci kemajuan bangsa. Dengan teknologi yang dikembangkan akan mampu mempermudah kegiatan orang, dapat juga meningkatkan produksi serta membuat aman dan nyaman. Peralatan memanjat ini dapat membuat nyaman dan aman pada saat memanjat, apalagi di saat kondisinya licin. Barangkali masih ada kelemahan. Tetapi teknologi memang seperti itu, akan terus disempurnakan," jelasnya.
Sugeng mengatakan peralatan itu memang terlihat sederhana, namun sesungguhnya menjadi salah satu jawaban untuk mengurangi kecelakaan saat memanjat yang berdampak pada kematian.
"Kelihatannya sepele, tetapi sangat substantif, karena dapat digunakan penderes khususnya di Banyumas dan Cilacap yang jumlahnya sangat banyak," tambahnya.
Di tempat yang sama, Plt Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito mengatakan peralatan yang digunakan untuk memanjat pohon kelapa dipastikan aman.
"BRIN mengembangkan peralatan ini seperti yang disampaikan Pak Sugeng, karena masih banyak korban penderes yang jatuh dari pohon kelapa. Peralatan ini juga mempercepat pemanjatan. Memang baru untuk memanjat, sedangkan peralatan pada saat menderes nantinya akan dikembangkan lagi," ujarnya.
BRIN, kata Mego, tidak hanya berinovasi dengan teknologi-teknologi baru, melainkan juga dengan teknologi terapan.
"Supaya dapat digunakan masyarakat secara langsung. Tujuannya untuk peningkatan kesejahteraan dengan penggunaan peralatan-peralatan itu. Selain alat memanjat, juga ada peralatan pembuatan bakso, teknologi pengawetan dan lainnya," pungkasnya.(MI/*)