Berita

EBT untuk Capai Target Net Zero Emission di 2060

JAKARTA (22 Oktober): Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendukung Indonesia segera bertransisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) untuk mencapai target net zero emission (nol bersih emisi) pada tahun 2060.

“Agar lingkungan menjadi bersih dan berkelanjutan dalam rangka mencapai target-target internasional, apalagi jika mengingat Indonesia telah menyepakati dan menandatangani Paris Agreement,” ujar Sugeng dalam webinar bertajuk "Road to COP26 Indonesian Pathway for Net Zero Emission-Energy Transition", Kamis (21/10).

Paris Agreement telah diratifikasi menjadi UU Nomor 16/2016 tentang Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim.

Indonesia pun diminta berkomitmen dalam penanganan perubahan iklim di 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) di Glasgow, Skotlandia pada 31 Oktober–12 November 2021.

"Kita sebagai sebuah bangsa sudah barang tentu menginginkan energi andal menjadi sebuah soko guru," papar Sugeng.

Namun, tambah Legislator NasDem itu, di sisi lain saat ini Indonesia masih bergantung pada pemakaian batu bara.

“Kita sadar betul bahwa selama ini energi kita masih tergantung pada energi fosil. Di listrik pun masih sangat bergantung dengan energi fosil. Lalu, kita terus-menerus konsumsi BBM (bahan bakar minyak) yang jumlahnya meningkat," ujarnya.

Penggunaan batu bara di Tanah Air dinilai masih menjadi tiang penyangga utama sebagai penyediaan listrik yang dikelola PT PLN.

Legislator Partai NasDem itu menjelaskan, dari kapasitas pembangkit listrik terpasang PLN pada 2020 sebesar 63,3 Giga Watt (GW), 70% di antaranya bergantung dari pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU batu bara.

Kemudian kebutuhan BBM dalam negeri sebesar 1,4 juta lebih barel per hari. Namun, kapasitas produksi BBM nasional baru mencapai 800 ribu barel per hari. Ada defisit sekitar 700 ribu barel per hari.

"Kebijakan ke depan bukan berarti menghapus sama sekali fosil. Tapi, kita tekan atau bahkan mau kita hapus adalah emisinya, karena menyumbang karbon di udara. Kita memerlukan energi yang bersih dan berkesinambungan," tegas Sugeng.

Di sisi lain, dia menyebut Indonesia masih mempunyai cadangan batu bara dengan potensi kurang lebih 38 miliar metrik ton, tetapi 80% di antaranya berupa batu bara kalori rendah.

"Ini kalau hanya dimanfaatkan menjadi energi primer langsung yang dibakar untuk membangkitkan PLTU, bisa menyumbang emisi yang luar biasa," pungkas Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah VIII (Kabupaten Cilacap dan Banyumas) tersebut.(MI/*)

Share: