Berita

Sulaeman Serahkan Bantuan Bibit Itik Petelur kepada Petani Merauke

MERAUKE (31 Oktober): Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Sulaeman L Hamzah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Papua, memberikan bantuan bibit itik petelur kepada empat kelompok tani di Kampung Semangga Jaya, Kabupaten Merauke, Papua, Selasa (26/10).

Ke empat kelompok tani tersebut adalah Kelompok Tani Sri Mulyo (Kampung Semangga Jaya), Kelompok Tani Mbaizakod Paya (Kampung Wendu), Kelompok Tani Lancar Tiga (Kampung Wasur II), dan Kelompok Tani Zakodur Mbur (Kampung Wasur I).

Sulaeman meminta agar kelompok tani merawat dan memelihara dengan baik jenis itik bantuan pemerintah pusat supaya bisa kembali berproduksi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan masyarakat di Merauke. Menurutnya, BPTP mempunyai teknologi yang semakin maju dan menghasilkan bibit unggul.

“Insyallah, kalau ini bisa berhasil dan berkembang, maka akan ada lagi bantuan berupa mesin tetas, sehingga bisa memproduksi telur dan bisa berbagi dengan kelompok yang lain,” ujar Sulaeman.

Legislator NasDem tersebut berharap bibit unggul yang dihasilkan BPTP bisa disebarluaskan ke lebih banyak kelompok tani di Merauke.

“Kita tahu masih banyak kebutuhan petani belum bisa terpenuhi, karena APBN terpotong 50 persen untuk Covid-19 sehingga terjadi refocusing anggaran. Separuh dari anggaran ini akan dicicil dan kita mulai dari kelompok-kelompok kecil ini. Mudah-mudah program ini bisa lebih banyak lagi menghasilkan bibit unggul dan menyebarluas di Merauke,” tukas Legislator NasDem dari Dapil Papua itu.

Kepala BPTP Papua, Martina Sri Lestari menjelaskan bibit itik petelur yang didatangkan adalah jenis Alabi-1 Master dan Mojo Master-1 hasil inovasi teknologi peternakan Balitbangtan dari Kota Bogor, Jawa Barat, sebanyak 500 ekor.

“Bibit itik ini didatangkan dari Bogor, tertahan di Jayapura dua hari, kemudian naik pesawat lagi ke Merauke. Pergantian cuaca membuat bayi-bayi itik itu tidak tahan, banyak yang mati. Di Jayapura saja mati 30 ekor karena terlambat pengeluaran kargo. Kemudian sampai di sini juga harus menyesuaikan dengan iklim Merauke yang cukup panas. Jadi di sini matinya hampir 100. Saat ini masih berjumlah 370 ekor. Itu yang nanti kita akan bagikan kepada empat kelompok tani,” ujar Martina.

Kelompok Tani Sri Mulyo, kata Martina terus diarahkan untuk menjadi pioner pengembangan berikutnya. Kelompok tani itu didampingi terus dan akan diberikan mesin penetas agar bisa memproduksi telur dan day old duck atau DOD (anakannya). Dengan demikian itik tak lagi harus didatangkan dari Bogor, tetapi khusus jenis mojo master dan alabi master bisa dikembangkan di Merauke.

“Nanti anggota kelompok tani yang lain bisa dapat itik jenis ini, yakni alabi master dan mojo master. Mudah-mudahan dari yang kita bagi ini bisa dapat berkembang dengan baik. Kita akan mendampingi terus, dari sisi teknologinya kita menggandeng dinas peternakan, karena di dinas ada dokter hewannya.’’

Ia juga mengajak kelompok tani untuk menjaga dan memelihara secara baik semua bantuan yang sudah diberikan pemerintah pusat melalui perjuangan aspirasi anggota DPR RI dari NasDem, Sulaeman L Hamzah untuk masyarakat di Papua, khususnya Kabupaten Merauke.

“Apa yang sudah diupayakan pemerintah harus kita jaga dan pelihara baik-baik. Saya berharap program ini bisa bermanfaat bagi kita semua untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi. Bantuan ini melalui perjuangan Bapak Sulaeman L Hamzah. Jadi di mana pun beliau berada kita tetap harus mendukung supaya apa yang direncanakan beliau bisa membawa berkah bagi kita semua,” tandasnya.(RO/*)

Share: