JAKARTA (9 November): Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Fauzi H Amro, mengusulkan agar DPR membentuk Pansus Garuda Indonesia, yang hingga kini tidak kunjung teratasi.
"Dengan kondisi Garuda seperti ini, kita usulkan dibuat pansus untuk mengurai dan mengetahui masalah dari hulu hingga hilir Garuda," ungkap Fauzi Amro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (9/11).
Respon Legislator NasDem tersebut terkait masalah Garuda yang terancam dipailitkan oleh Menteri BUMN.
Fauzi menyampaikan, sudah santer terdengar dan diketahui publik, opsi pailit telah ditawarkan Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia. Berdasarkan catatan pemegang saham, langkah itu ditempuh bila upaya restrukturisasi utang Garuda sebesar Rp70 triliun lebih terhadap kreditur dan lessor menemui jalan buntu.
Selain itu, Kementerian BUMN juga menawarkan bahkan sedang menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) untuk menggantikan rute penerbangan domestik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
"Menurut saya, semua pemangku kepentingan perlu duduk bareng untuk membicarakan masalah Garuda dari hulu ke hilir. Kita perlu mengurai secara utuh. Karenanya saya mengusulkan perlunya dibentuk Pansus Garuda, termasuk mendiskusikan dan mengevaluasi opsi yang ditawarkan Kementerian BUMN atau mungkin ada opsi lain yang lebih bagus untuk menyelamatkan Garuda," papar Fauzi.
Menurut Legislator NasDem dari Dapil Sumatera Selatan Selatan I (Kabupaten Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Kota Palembang, Kota Lubuk Linggau, dan Musi Rawas Utara) itu, keberadaan maskapai Garuda Indonesia, sangat dibutuhkan masyarakat untuk melayani penerbangan lintas pulau di Nusantara bahkan mancanegara. Pemerintah mesti berupaya dengan berbagai cara untuk menyelamatkan Garuda, jangan sampai bernasib sama dengan Merpati.
Opsi mengganti Garuda Indonesia dengan Pelita Air menurut Fauzi kurang tepat.
"Secara brand, Garuda lebih bagus dari pada Pelita. Layanan Garuda selama ini juga lumayan bagus, terbukti Garuda sudah banyak meraih penghargaan dari banyak lembaga internasional. Itu perlu kerja keras dan waktu yang panjang untuk meraihnya," tukas Fauzi.
Sedangkan secara historis Pelita Air, tambah Fauzi, maskapai tersebut pernah gagal dalam layanan penumpang umum. Saat ini hanya mampu bertahan dalam penyedian pesawat yang dicarter.
"Masih mending Citilink, layanannya oke dan masih satu group dengan Garuda Indonesia. Selain itu layanan Citilink selama ini sangat bagus dengan harga tiketnya yang lumayan terjangkau," papar Fauzi.
Ditegaskan, bila masalah Garuda lebih banyak disebabkan manajemen, maka manajemennya yang mesti dibenahi. Jika benar ada tindak korupsi di manajemen Garuda sebaiknya aparat terkait seperti KPK, Kepolisian, Kejaksaan termasuk BPK segera melakukan penindakan dan audit menyeluruh.
Fauzi mengusulkan kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk memecat semua direksi dan komisaris Garuda Indonesia. Menurutnya, krisis yang dialami Garuda disebabkan moral hazard yang dilakukan manajemen Garuda selama bertahun-tahun. Seperti penggelembungan jumlah pesawat secara total terdapat 142 unit pesawat yang kebutuhan riilnya hanya mencapai 41 unit. Kemudian penggelembungan harga sewa dari US$750.000 menjadi US$1,4 juta per bulan.
"Nah untuk mengurai benang kusut masalah Garuda yang sedang sakit ini, dari hulu ke hilir, termasuk bagaimana cara menutupi utang Garuda yang sudah mencapai Rp70 triliun lebih, masalah manajemen, holding hingga proses hukum terkait adanya tindak korupsi yang dilakukan internal Garuda, saya mengusulkan agar pimpinan DPR segera membentuk Pansus Garuda lintas komisi seperti Komisi III, V, VI, dan XI," terang Fauzi.
Ketua DPP Partai NasDem ini pun berharap, seluruh persoalan Garuda bisa diurai dan ada opsi terbaik untuk menyelesaikan masalah Garuda lewat pansus tersebut.
"Seperti harapan kebanyakan masyarakat Indonesia, lewat pansus ini, DPR akan berupaya menyelamatkan maskapai kebanggaan bangsa ini," tandas alumnus Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) itu. (RO/*)