Berita

Pembangunan Proving Ground Dorong Indonesia Jadi Eksportir Otomotif

TOKYO (1 Maret): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel, optimistis pembangunan proving ground atau fasilitas pengujian kendaraan bermotor di Bekasi, Jawa Barat akan berdampak signifikan bagi perkonomian Indonesia.

“Indonesia bisa menjadi basis industri otomotif dan menjadi eksportir otomotif di dunia,” kata Gobel saat memberikan sambutan pada acara Penandatanganan Loan Agreement antara PT Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), di Tokyo, Jepang, Rabu (1/3)

Acara itu turut dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi. Dari pihak JBIC hadir Hiroto Izumi (penasihat utama) dan Nobumitsu Hayashi (gubernur). Selain itu hadir pula CEO Toyota Tsusho Corp, Yasuhiro Nagai. Sedangkan dari IIAPG hadir Hiramsyah S Thaib (presiden direktur).

Proyek proving ground adalah milik Kementerian Perhubungan yang dikerjakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sehingga tidak membebani APBN. Proyek infrastruktur untuk mendukung sektor transportasi dan industri otomotif itu membutuhkan investasi sebesar Rp2 triliun. Selain mendapat pembiayaan dari JBIC, juga akan didanai kerja sama dengan lembaga keuangan swasta lainnya, sehingga total pinjaman akan mencapai Rp1,47 triliun.

Sesuai dengan kontrak, kerja sama IIAPG dengan Kemenhub akan berlangsung selama 17 tahun, termasuk masa konstruksi yang diperkirakan memakan waktu selama dua tahun. Biaya investasi dan pemeliharaan sepenuhnya ditanggung IIAPG. Sedangkan operasional fasilitas proving ground akan berada di bawah kendali Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB), yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Ditjen Perhubungan Darat.

IIAPG sebagai konsorsium yang memenangi tender proyek pembangunan fasilitas uji kelayakan kendaraan (proving ground) mendapat dukungan dana sebesar Rp882 miliar dari JBIC.

Kehadiran proving ground, kata Gobel, akan memperkuat posisi kerja sama Indonesia-Jepang di bidang industri otomotif, dan memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi basis ekspor berbagai prinsipal otomotif global.

Data menunjukkan, tambah Gobel, kerja sama Indonesia-Jepang di bidang otomotif telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar otomotif di kawasan ASEAN. Tahun 2022 lalu, total produksi industri otomotif di Indonesia sudah mencapai 1,47 juta unit, sekitar 90% lebih berasal dari perusahaan otomotif patungan Indonesia-Jepang.

Pada periode yang sama, lanjut legislator Partai NasDem dari Dapil Gorontalo itu, total ekspor sudah mencapai sekitar 473 ribu unit. Boleh dikatakan bahwa ekspor tersebut sepenuhnya berasal dari perusahaan patungan Indonesia-Jepang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, katanya, pasar otomotif Indonesia juga terus meningkat.  

"Pemerintah Indonesia telah menempatkan industri otomotif sebagai salah satu unggulan. Dalam 10 tahun mendatang ditargetkan bisa masuk ke posisi 10 besar industri otomotif dunia. Saat ini masih berada di posisi 14 besar dunia. DPR mendukung penuh target pemerintah tersebut,” tandas Gobel.

Dalam kaitan itu, kata Gobel, prinsipal otomotif Jepang harus memanfaatkan peluang tersebut dengan menempatkan pusat R&D (Riset and Development) dan mengimplementasikan teknologi inovatif di Indonesia. Diperkirakan angka produksi dan ekspor akan terus meningkat, selaras dengan tren meningkatnya permintaan kendaraan listrik dan hybrid saat ini.

“Saya mengapresiasi terobosan pemerintah Indonesia dengan menghadirkan proving ground ini melalui skema pembiayaan KPBU atau lebih dikenal sebagai skema Public-Private Partnerships (PPP). Skema ini memberi peluang lebih besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur karena tidak tergantung pada pembiayaan anggaran pemerintah pusat maupun daerah,” jelasnya.

Gobel sangat mengapresiasi dukungan pelaku industri otomotif dan pemerintah Jepang untuk bekerja sama dalam mengembangkan proyek strategis itu.

“Kehadiran proving ground harus bisa mempercepat transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia,” imbuhnya.

Proyek tersebut mempunyai arti strategis bagi peningkatan kualitas industri otomotif nasional, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor.  

“Kehadiran proving ground bertaraf internasional ini bertujuan untuk meningkatkan standardisasi kendaraan yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, baik dari sisi keamanan (safety), kenyamanan, dan ramah lingkungan hidup. Ini sangat penting agar Indonesia bisa mewujudkan potensi untuk menjadi salah satu produsen otomotif terbesar di dunia,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Direktur Utama IIAPG Hiramsyah S. Thaib mengatakan, pembangunan proving ground merupakan proyek bergengsi karena menyangkut fasilitas strategis pengembangan industri otomotif nasional yang modern dan terkait dengan teknologi terkini untuk uji bidang keamanan dan kenyaman bagi kendaraan, serta dampak lingkungan hidup.

“Dengan berbagai fasilitas dan dukungan teknologi terkini, proving ground akan memberi multiplier effect yang besar terhadap pengembangan industri otomotif nasional, bahkan berpotensi membawa Indonesia ke posisi terdepan dalam lingkungan otomotif di kawasan ASEAN,” papat Hiramsyah. (Nasihin/*)

Share: