JAKARTA (28 Mei): Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo mengapresiasi upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Kepri) dan TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang berhasil menggagalkan penyelundupan dua ton sabu. Itu merupakan penangkapan terbesar sepanjang sejarah pemberantasan narkoba.
"Kasus penyelundupan sabu dengan jumlah mencengangkan ini mesti diungkap tuntas. Jumlahnya gila ini. Kami meminta agar para pelaku dihukum seberat-beratnya karena ini sangat merusak generasi muda kita,” tegas Rudianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Ia memuji kolaborasi yang dibangun BNN bersama pihak terkait dalam mencegah masuk dan beredarnya barang-barang haram tesebut melalui jalur perbatasan negara.
Dia mengingatkan, sudah sepatutnya pintu-pintu perbatasan dijaga ketat, karena narkotika dan obat-obat terlarang alias narkoba bisa masuk dari segala penjuru, baik melalu jalur darat, udara, maupun laut.
Rudianto berharap pengungkapan itu menjadi momentum bahwa perang melawan narkoba harus terus ditingkatkan.
“Ini sekaligus menandakan bahwa Indonesia memang pasar yang menggiurkan untuk narkoba. Ini jika tidak ditindak dengan serius maka berpotensi merusak generasi muda kita,” tukasnya.
Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Selatan I (Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Kepulauan Selayar) itu meminta kasus peredaran narkoba melalui Kepri itu ditindak sampai ke akar-akarnya.
Pasalnya, bisa saja barang haram itu masuk lantaran adanya kealpaan sehingga para bandar dan pengedar berani memasukkan sabu hingga dua ton ke Indonesia.
“Harus dibongkar dari mana saja jaringan ini bisa masuk, sebab bisa saja bukan hanya di Kepri,” ujarnya. (*)