Berita

BI dan OJK Diharapkan Berperan Aktif Mengakselerasi Pariwisata Bali

DENPASAR (29 Mei): Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fauzi Amro, mendorong peran aktif dan kolaborasi konkret antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) dalam mengakselerasi pertumbuhan pariwisata di Bali. 

Fauzi menyoroti potensi besar pariwisata Bali yang selama ini menjadi penopang ekonomi dan kebanggaan nasional. Dia menekankan pentingnya ekosistem keuangan OJK yang melibatkan pemda, bank-bank Himbara, Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta lembaga penjamin seperti Jamkrindo dan Jamkrida.

Dalam konteks pariwisata, ekosistem itu diharapkan dapat memfasilitasi akses kredit yang mudah, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau skema pendanaan lainnya bagi pelaku usaha di sektor pendukung pariwisata.

"Kita harapkan nanti OJK dan bank-bank Himbara serta penjamin bisa melakukan pemberian kredit, akselerasi kredit yang mudah, apakah itu KUR atau dana apapun yang memang di-treatment untuk membantu," ujarnya dalam Kunjungan Reses Komisi XI ke Denpasar, Bali, Rabu (28/5/2025).

Akselerasi kredit tersebut diharapkan menyasar sektor pendukung pariwisata seperti perhotelan, penginapan, industri makanan, dan katering. Dengan adanya dukungan permodalan yang terjamin dan bunga yang terjangkau, geliat perekonomian untuk mendukung pariwisata diharapkan akan semakin terwujud.

Fauzi juga menekankan peran BI melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Peran BI dalam TPID diharapkan tidak hanya menjaga stabilitas harga komoditas yang memengaruhi inflasi, tetapi juga memastikan likuiditas perbankan untuk mendukung pembiayaan sektor pariwisata.

"Apa yang memengaruhi inflasi? Daging, bawang merah, bawang putih, susu. Itu kan perlu untuk ditopang. Siapa pelakunya? UMKM," jelasnya.

Legislator Partai NasDem itu menegaskan bahwa kemudahan akses modal, pendidikan, dan dukungan lainnya bagi UMKM sangat krusial dalam rantai pasok pariwisata.

"Sayang kalau BI dan OJK tidak membuatkan dan tidak membantu pemerintah daerah dengan TPKAD dan TPID dalam konteks peningkatan taraf hidup, berkontribusi terhadap sektor pembangunan, devisa perekonomian, devisa pariwisata, dan berkontribusi untuk menyejahterakan masyarakat Bali," pungkasnya.

Ekonomi Bali tumbuh impresif didukung tingkat inflasi yang terkendali. Inflasi Bali mencapai 2,30% yoy. Sementara itu, sektor pariwisata masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Bali, diikuti sektor keuangan, sektor pertanian, dan industri pengolahan.

Kredit di Bali tumbuh positif meski rata-rata pertumbuhan kredit 2025 sebesar 6,71% yoy. Strategi prioritas BI di Bali, di antaranya adalah menyeimbangkan pertumbuhan Bali Utara dan Selatan, mempertahankan Bali sebagai destinasi wisata dunia terbaik, dan mencari terobosan di tengah realokasi anggaran.  (dpr.go.id/*)

Share: