Berita

Jemaah Keluhkan Keterlambatan Logistik dan Ketidakteraturan Transportasi

MAKKAH (10 Juni): Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, meninjau langsung dua maktab (pemondokan) jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi, yang dihuni oleh jemaah asal Jawa Barat (Jabar). Saan menerima berbagai keluhan dari para jemaah terkait keterlambatan logistik dan ketidakteraturan jadwal transportasi selama prosesi ibadah haji.

“Saya ingin mendengar cerita langsung dari para jemaah. Di Maktab 52, mereka mengeluhkan makan siang yang seharusnya datang di siang hari, baru diterima malam. Artinya, ada keterlambatan cukup signifikan,” kata Saan seusai berdialog dengan jemaah dan para pembimbing ibadah di Mina, Makkah, Sabtu (7/6/2025).

Saan yang juga anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, menyoroti persoalan skema murur dan tanazul yang tidak berjalan optimal dalam pelaksanaan di lapangan. Salah satu kasus paling mencolok adalah keterlambatan bus yang seharusnya menjemput jemaah pukul 08.00 pagi, baru datang pukul 16.00 sore.

“Mereka sudah menunggu sejak pukul 07.00 pagi, tapi bus baru datang pukul 4 sore. Itu berarti mereka harus menunggu hingga delapan jam. Belum lagi tenda di Arafah yang juga bermasalah,” ujarnya.

Meskipun mengalami berbagai kendala, Saan mengapresiasi sikap para jemaah yang tetap sabar dan ikhlas menjalani ibadah. Namun dia menegaskan, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan terus-menerus terjadi.

“Ini harus menjadi catatan serius. Kekurangan yang dialami jemaah harus dievaluasi secara menyeluruh agar tidak terulang pada musim haji berikutnya. Harus ada perbaikan teknis secara bertahap,” tegas Saan.

Ia juga menyinggung komitmen Presiden Prabowo dalam mendorong perbaikan layanan haji. Presiden telah menunjukkan keberpihakan yang kuat kepada jemaah dengan upaya menekan biaya haji dan memaksimalkan pelayanan.

“Presiden ingin ibadah haji berjalan nyaman dan khusyuk, sehingga jemaah bisa meraih predikat haji mabrur. Untuk itu, seluruh penyelenggara haji harus bekerja keras dan punya kemampuan untuk mewujudkan harapan tersebut,” lanjutnya.

Di akhir pernyataannya, Saan mengatakan para jemaah berharap pengalaman mereka menjadi bahan evaluasi agar penyelenggaraan haji ke depan lebih baik dan tidak mengulang kekurangan yang sama.

“Jamaah sudah mengalami sendiri kekurangannya. Mereka tidak ingin jamaah berikutnya mengalami hal serupa. Maka harus ada perbaikan nyata dan menyeluruh,” tukasnya. (dpr.go.id/*)

Share: