JAKARTA (26 Juni): Anggota Komisi VII DPR RI, Erna Sari Dewi, mengapresiasi terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) tentang Percepatan Pembangunan Pulau Enggano yang telah diteken Presiden Prabowo Subianto.
Meski demikian, dia mengingatkan bahwa krisis keterisolasian yang dialami masyarakat Enggano belum berakhir dan perlu segera direspons dengan langkah konkret.
“Saya mengapresiasi perhatian Presiden terhadap Enggano. Tapi warga di sana masih hidup dalam kondisi darurat. Empat bulan tanpa kapal, logistik terbatas, listrik nyaris padam. Inpres ini harus segera diwujudkan dalam tindakan di lapangan,” kata Erna dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).
Inpres tersebut memuat instruksi lintas kementerian untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan konektivitas, serta penguatan layanan dasar di Pulau Enggano. Erna menekankan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai dan pengiriman kapal logistik serta kapal medis pengganti.
“Jangan sampai inpres ini berhenti di meja birokrasi. Masyarakat Enggano menunggu bukti, bukan janji,” tegas legislator Partai NasDem itu.
Erna mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah, media, aktivis, hingga masyarakat sipil bersama-sama mengawal pelaksanaan inpres agar benar-benar menyentuh kebutuhan riil masyarakat di pulau terluar tersebut.
“Ini bukan sekadar program pembangunan, tapi tanggung jawab moral kita bersama. Jangan biarkan Enggano terus terpinggirkan,” ujar wakil rakyat dari Bengkulu itu.
Pulau Enggano yang terletak di Samudra Hindia dan masuk wilayah Provinsi Bengkulu, telah mengalami krisis keterisolasian selama berbulan-bulan. Ketiadaan kapal pengangkut barang dan orang sejak awal 2025 mengakibatkan terganggunya distribusi logistik, layanan kesehatan, serta pasokan energi ke pulau tersebut. (dpr.go.id/*)