Berita

Tiga Rekomendasi Komisi VII  DPR untuk Kilang Balongan

INDRAMAYU (10 April): Komisi VII DPR meminta agar jalan umum yang terlalu dekat dengan kawasan kilang minyak Balongan di Indramayu, Jawa Barat, agar ditutup dan segera dibuatkan jalan alternatif.

Hal tersebut merupakan salah satu dari tiga rekomendasi Komisi VII DPR pasca insiden terbakarnya Tangki T-301 yang berisi gasoline berkapasitas 23.000 kl.

“Kami sudah melakukan pengecekan dan  menemukan fakta bahwa kawasan kilang minyak yang juga merupakan objek vital semacam ini, harus dalam batas-batas ideal terhadap interaksi masyarakat. Jalan umum di depan objek vital ini terlalu dekat, maka kami sarankan ditutup dan ada jalan alternatif untuk masyarakat,” kata Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto saat mengunjungi Kilang PT Pertamina (Persero) Balongan Unit VI di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/4).

Legislator NasDem itu menambahkan, jika terjadi sesuatu seperti insiden yang tidak diinginkan seperti kemarin, maka akan berakibat fatal bagi masyarakat sekitar.

“Apalagi menyangkut tentang bahan kimia berbahaya yang tidak tampak, tetapi sesungguhnya berbahaya,” kata Sugeng.

Rekomendasi kedua yang disampaikan Komisi VII DPR adalah agar merelokasi hunian penduduk yang terlalu dekat dengan objek vital tersebut.  Sugeng menyarankan seluruh pemangku kepentingan agar duduk bersama termasuk warga masyarakat, bermusyawarah secara baik untuk mau direlokasi ke tempat yang lebih aman, nyaman dan secara ekonomi masyarakat tetap menjalankan kegiatannya seperti semula.

“Kami juga menemukan fakta bahwa ternyata sistem keamanan ini harus lebih dari sekadar yang ada saat ini, terutama karena faktor-faktor dominan seperti climate change. Memang betul saat ini pembangunan kilang itu termasuk tangki sudah didesain juga sebagai penangkal petir. Jadi harus ada standar keamanan petir untuk wilayah tropis, sebagaimana yang sudah dibangun di Cilacap,” ujarnya.

Rekomendasi ke tiga Komisi VII DPR adalah proyek Pertamina sebesar Balongan harus memberikan implikasi langsung kepada masyarakat sekitar. Komisi VII DPR juga mendapatkan laporan dari Wakil Bupati Cilacap, ternyata daerah Balongan itu angka stuntingnya tinggi.

“Tadi kita sudah diskusi dengan Pertamina untuk corporate social responsibility (CSR) agar bisa difokuskan berbagai hal untuk masyarakat sekitar. Mengatasi stunting menjadi tanggung jawab bersama, baik pemda termasuk Pertamina. Selain itu, bisa juga di setiap objek vital didirikan sekolah vokasi selevel D3, sehingga masyarakat sekitar bisa menjadi expertise pada objek vital itu,” tutupnya.

Dirut Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pasca insiden terkabakarnya tangki, pihaknya sedang memprioritaskan penanganan lingkungan untuk melihat kualitas air maupun udara, jangan sampai ada dampak negatif. Kemudian, melakukan peningkatan kapasitas supply,  karena isu yang beredar adalah kami akan meningkatkan impor.

“Kami pastikan dalam perencanaan sejak awal tidak boleh ada tambahan impor. Kami sudah minta Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono untuk meningkatkan kapasitas dari kilang-kilang lain agar tidak ada tambahan impor,” imbuh Nicke. (dpr.go.id/*)

Share: