JAKARTA (28 Maret): Bangkitkan kembali pusat-pusat pendidikan karakter bangsa untuk menekan aksi anarkistis generasi muda yang kerap terjadi di Tanah Air.
"Keprihatinan mendalam bila hingga saat ini masih kerap terjadi aksi anarkistis generasi muda di Tanah Air. Kita harus membangun karakter anak bangsa dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan secara konsisten," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/3).
Polda Metro Jaya mencatat terjadi delapan aksi tawuran remaja dan warga di sejumlah kawasan di DKI Jakarta sepanjang bulan Ramadan 1444 Hijriah yang baru berlangsung lima hari, enam di antaranya berhasil dicegah.
Peristiwa serupa juga terjadi di sejumlah daerah seperti Bekasi dan Majalengka, Jawa Barat; Jember, Jawa Timur; hingga Belitung, Bangka Belitung.
Menurut Lestari, membangun karakter anak bangsa yang mengedepankan sikap santun, berkeadaban dan sarat nilai-nilai kebangsaan, mendesak untuk dilaksanakan secara konsisten dan masif guna mencegah kerusakan yang lebih luas lagi.
Sejumlah pusat pendidikan karakter anak bangsa, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan pendidikan harus mampu dibangkitkan kembali melalui berbagai cara agar proses pendidikan karakter bisa berlangsung dengan konsisten.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara), berharap pola pendidikan di Tanah Air mengedepankan upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan untuk memperkaya bangunan karakter peserta didik.
Keterlibatan para tenaga pendidik di sejumlah lembaga pendidikan, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sangat diharapkan dalam proses pembentukan karakter anak bangsa.
Tidak kalah penting, ujar Rerie, upaya pemberdayaan perempuan harus menjadi kepedulian bersama dalam rangka membangun karakter anak bangsa sejak di lingkungan keluarga.
Ibu sebagai tokoh sentral dalam menanamkan budi pekerti sejak dini kepada setiap anak dalam keluarga, tambah Rerie, harus memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya membangun karakter putra-putrinya.
Lebih jauh di lingkungan masyarakat, ujarnya, para tokoh masyarakat harus mampu menjadi teladan dalam berperilaku sehari-hari.
Jadi, tegas Rerie, membangun karakter anak bangsa yang baik membutuhkan kolaborasi dan kesungguhan semua pihak dalam merealisasikannya.
Bila ada pihak yang enggan menjalankan fungsinya dalam membangun karakter anak bangsa, ujarnya, maka kita akan kesulitan dalam menciptakan persatuan dan keutuhan di masa datang. (*)