Berita

Lisda Dukung Penuh Implementasi Kurikulum Merdeka

SOLOK (13 Juni): Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Lisda Hendrajoni,  mengapresiasi dan mendukung penuh implementasi Kurikulum Merdeka yang menjadi kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Kurikulum itu diharapkan dapat menciptakan generasi emas Indonesia di masa depan.

Meski terbilang baru, hingga saat ini sebanyak 80% sekolah di Indonesia telah menggunakan Kurikulum Merdeka. Sekolah-sekolah terpanggil untuk menerapkan kurikulum tersebut meski tidak wajib diterapkan oleh satuan pendidikan.

"Ini sangat luar biasa. Meskipun tidak diwajibkan, sekolah-sekolah terpanggil untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Bahkan, saat ini sudah 80% sekolah telah menggunakannya,” ungkap Lisda saat menjadi pembicara dalam kegiatan 'Dukungan Pendampingan Program Prioritas GTK dalam Mendukung Merdeka Belajar', di Solok, Sumatra Barat,  Sabtu (10/6).

Hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat Kemendikbud-Ristek, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Sumatra Barat, Kepala Dinas Pendidkan Kota Solok dan sejumlah guru penggerak sebagai peserta.

Srikandi Partai NasDem tersebut menjelaskan, Kurikulum Merdeka dapat memangkas 30-40 % konten dibandingkan kurikulum sebelumnya. Hal itu sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan. Bahkan, dari berbagai survei menunjukkan peserta didik tidak membutuhkan konten yang padat, namun lebih kepada pendalaman suatu hal.

“Dari 30-40% konten yang dipangkas tersebut, Kurikulum Merdeka dialihkan kepada kreativitas peserta didik serta refleksi dan inovasi bagi tenaga pendidik. Tentunya dengan diluncurkannya program Merdeka Belajar agar kualitas SDM Indonesia mampu bersaing dengan banyak negara lain di seluruh belahan dunia," tandasnya.

Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Barat I (Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, Sijunjung, Tanah Datar, Kepulauan Mentawai, Dharmasraya, Solok Selatan, Kota Padang, Kota Solok, Kota Sawahlunto, dan Kota Padangpanjang) itu menambahkan, penerapan Kurikulum Merdeka juga menjadi tantangan baru bagi para guru untuk memberikan inovasi dalam sistem pembelajaran di sekolah, sehingga dapat keluar dari zona nyaman.

Para guru diberikan keleluasan dalam menguasai berbagai macam kompetensi dan kecakapan dalam mengajar. Guru dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berargumentasi, berpendapat, serta memberikan soal dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal itu dapat melatih peserta didik dalam berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan bekerja sama.

"Tidak hanya untuk para siswa, guru sebagai pendidik mempunyai banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka, juga keleluasaan dalam penerapan sistem sehingga para guru juga dapat belajar dari pengalaman,” jelasnya.

Lisda berharap ke depan Indonesia dapat menciptakan generasi emas melalui sistem Kurikulum Merdeka serta Guru Penggerak.

"Kita berharap Indonesia dapat menciptakan generasi emas dan generasi yang mampu bersaing di masa yang akan datang. Khusus Sumatra Barat, generasi yang berakhlak mulia merupakan kukuatan bagi kita,” pungkasnya. (Bee/dis/*)

Share: