MAKASSAR (3 Mei): Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Partai NasDem, Teguh Iswara Suardi, menyampaikan bahwa jalur kereta api Makassar–Parepare memegang peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memperlancar mobilitas masyarakat, menurunkan biaya logistik, serta memperkuat integrasi antarkawasan.
"Namun demikian, pembangunan infrastruktur harus diiringi mitigasi risiko bencana, khususnya banjir, agar layanan perkeretaapian dapat beroperasi secara andal dan berkelanjutan," ungkap Teguh saat kunjungan kerja ke Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk memantau kesiapan infrastruktur perkeretaapian di wilayah tersebut, Jumat (2/5/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Teguh menyoroti beberapa isu penting, seperti antisipasi banjir, perluasan konektivitas jalur, serta pentingnya menjaga keberadaan kereta api sebagai simbol lahirnya peradaban baru di Sulawesi Selatan.
“Banjir yang terjadi di Barru dan Maros beberapa waktu lalu harus menjadi alarm penting. Saya meminta pihak BPKA untuk melakukan kajian mendalam terkait penyebabnya, mulai dari aspek hidrologi, tata ruang, hingga dampak pembangunan infrastruktur. Yang terpenting, hasil kajian ini harus disampaikan secara transparan kepada publik, karena keterbukaan informasi adalah kunci membangun kepercayaan masyarakat dan menciptakan solusi yang berkelanjutan,” ujar Teguh.
Lebih lanjut, Teguh menekankan bahwa konektivitas jalur kereta api tidak hanya penting untuk menghubungkan Makassar dan Parepare, tetapi juga harus diperluas untuk menjangkau objek vital seperti bandara dan pelabuhan.
“Integrasi antarmoda transportasi adalah prasyarat utama untuk menciptakan sistem logistik yang efisien. Kita harus memastikan jalur kereta terkoneksi dengan bandara, pelabuhan, dan kawasan industri agar potensi ekonominya maksimal, daya saing daerah meningkat, dan kesejahteraan masyarakat makin terasa,” tegasnya.
Yang tak kalah penting, Teguh menggarisbawahi bahwa hadirnya kereta api di Sulawesi Selatan membawa makna yang lebih dalam.
“Kereta api di Sulawesi Selatan bukan sekadar proyek transportasi, tetapi juga simbol lahirnya budaya baru, sebuah peradaban baru dalam pola mobilitas masyarakat kita. Oleh karena itu, keberadaannya harus kita jaga bersama, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan hari ini, tetapi juga diwariskan kepada generasi mendatang,” pungkas legislator NasDem dari Dapil Sulsel II (Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare) itu. (Nurhadi/*)