Berita

Perbaiki Sengkarut Tata Kelola Penyelenggaraan Ibadah Haji

JAKARTA (11 Juni): Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, menilai panitia penyelenggara ibadah haji harus memperbaiki tata kelola dan mampu mempersiapkan seluruh fasilitas jemaah secara optimal.

"Ketika kita rapat dengan Amirul Hajj secara keseluruhan Timwas sudah mengingatkan untuk mengantisipasi hal yang akan terjadi. Mulai dari akomodasi, tenda, transportasi jemaah. Memang sudah ada beberapa kejadian, beberapa masalah, sejak pemberangkatan dari hotel-hotel ke Arafah, dan puncaknya Ketika pemberangkatan ke Mina," ungkap Saan, Rabu (11/6/2025).

Saan yang juga anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mengungkapkan, kemampuan panitia penyelenggara ibadah haji dalam mengonsolidasikan seluruh persiapan pun patut dibenahi. Pasalnya, muncul berbagai persoalan yang menghambat dan menjadi kendala bagi jemaah.

"Ini soal kemampuan mengkonsolidasikan semua kekuatan kepanitiaan yang dimiliki oleh penyelenggara haji. Ini menurut saya soal kemampuan mengkonsolidasikan, memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, dan itu harus sudah diantisipasi dan menggerakkan secara serentak," ujarnya.

Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VII (Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta) itu menjelakaan, seperti halnya persiapan pelaksanaan wukuf di Arafah yang memerlukan ketepatan waktu, persiapan yang matang, hingga ketersediaan fasilitas penunjang lainnya. 

Maka, kata dia, perlu persiapan yang matang agar tidak terjadi keterlambatan transportasi, tidak tersedianya tenda hingga kebutuhan medis.

"Ini kan pergerakannya harus serentak. Karena memang sudah jelas wukuf itu waktunya yang tidak boleh dilewati dari jam sekian sampai sekian, sehingga pergerakan-pergerakan mereka dari tempat-tempat penginapan di Arafah ke Muzdalifah, dari Muzdalifah ke Mina harusnya sudah mulai mereka siapkan semaksimal mungkin," paparnya.

Upaya mempersiapkan berbagai skenario perencanaan pun harus dilakukan agar mampu mengantisipasi kondisi kedaruratan, sehingga jemaah haji tidak terlantar saat mengikuti tahapan penyelenggaraan haji.

"Ini soal kemampuan teknis yang seharusnya sudah bisa diantisipasi jauh-jauh hari sejak pemberangkatan mereka ke Arafah dan dilanjutkan ke Muzdalifah dan Mina. Hal-hal ini sekali lagi harusnya mereka antisipasi, mereka siapkan rencananya, bahkan rencana darurat ketika apa yang sudah direncanakan di luar kemampuan yang direncanakan. Mereka bisa lakukan rencana-rencana berikutnya. Misalnya ada plan A, plan B seperti apa," pungkasnya. (Safa/*)

Share: