JAKARTA (5 April): Langkah paling utama yang harus segera dilakukan dalam mengatasi bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah penyelamatan korban dan penyaluran bantuan.
"Duka mendalam atas terjadinya banjir bandang, angin kencang, badai, dan tanah longsor di NTT. Kami berharap pemerintah daerah maupun provinsi bisa segera memberikan bantuan pertama kepada masyarakat para korban," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/4).
Menurut Lestari, kekhawatiran mendalam terhadap bencana alam di NTT karena wilayah itu adalah wilayah kepulauan.
Sementara, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, saat ini seluruh pelayaran dan penerbangan berhenti beroperasi karena badai sehingga masyarakat korban bencana menjadi terisolasi.
Beragamnya jenis bencana alam yang dialami masyarakat NTT seperti banjir bandang, angin kencang, badai dan tanah longsor, ujar Legislator NasDem itu, menambah tingkat kesulitan dalam melakukan penyelamatan para korban.
Bahkan, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mengungkapkan, alat-alat berat tidak bisa digerakkan selain karena harus melewati laut ke lokasi bencana, juga karena banjir atau lumpur yang tidak memungkinkan alat berat bekerja membebaskan material banjir dan mencari korban.
Data sementara BPBD Flores Timur per Minggu (4/4), korban meninggal di Kabupaten Flores Timur lebih dari 60 orang. Sedangkan di Kabupaten Lembata sekitar 11 orang. Dikhawatirkan masih ada korban di kabupaten lain karena hujan deras dan angin kencang beberapa hari terakhir di wilayah itu.
Tingkat kesulitan yang tinggi dalam melakukan pertolongan, menurut anggota Komisi X DPR RI itu, diharapkan mampu diatasi dengan bantuan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dengan mengerahkan kapal-kapal ke lokasi-lokasi bencana.
Karena, jelasnya, bantuan berupa makanan, pakaian dan tenda-tenda darurat sangat diperlukan masyarakat yang terdampak saat ini.
Selain itu, Rerie berharap, para petugas yang berada di lokasi bencana tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam melakukan pertolongan di tempat-tempat pengungsian, agar bencana tersebut tidak menjadi sumber baru penyebaran Covid 19.[*]